Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil gubernur (Wagub) Provinsi Aceh, Muhammad Nazar, menilai masih perlu perbaikan peralatan canggih pendeteksi gempa dan tsunami seperti Sistem peringatan dini (early warning system) yang terpasang di wilayahnya.

"Masih banyak hal yang perlu kita perbaiki untuk peralatan canggih. Karenanya saya imbau masyarakat agar tidak tergantung 100 persen pada peralatan (early warning system) itu," katanya di Banda Aceh, Rabu.

Hal itu disampaikan Wagub menanggapi gempa berkekuatan 7,2 pada Skala Richter (SR) yang menguncang wilayahnya pada Rabu (7/4), namun peralatan canggih dinilai ada yang tidak berfungsi saat bencana tersebut terjadi.

"Karenanya saya juga mengimbau masyarakat agar memanfaatkan juga kearifan lokal, misalnya melalui pengumuman dari masjid atau meunasah-meunasah di desa," tambahnya.

Selain itu, Muhammad Nazar menyatakan penting juga pemberian penyuluhan kepada masyarakat dan mengimbau warga tetap taat kepada hukum atau aturan yang ada, misalnya tidak mendirikan bangunan dibibir pantai.

"Masyarakat harus taat aturan, jika pemerintah menginstruksikan agar tidak mendirikan bangunan rumah dibibir pantai maka jangan dilanggar. Itu semua merupakan upaya kita mencegah korban jiwa dan harta jika terjadi tsunami," katanya menambahkan.

Wagub menjelaskan, gempa yang menguncang Aceh dan wilayah terparah di Kabupaten Simeulue pada Rabu sekitar pukul 05.15 WIB itu terus dilakukan pemantauan agar tidak berdampak luas.

"Sejak gempa, kami memanfaatkan alat komunikasi yakni HT untuk memantau perkembangan, sehingga masyarakat bisa cepat menerima informasi jika disusul dengan tsunami. Tapi, alhamdulillah, tidak ada tsunami," tambahnya.

Informasi pascagempa segera disebarluaskan melalui radio khusus pemantau bencana.

Perkembangan terakhir pascagempa Simeulue, Wagub menjelaskan korban luka-luka tercatat 12 orang, empat diantaranya luka serius dan kini ditangani para medis di pulau tersebut.

"Kami juga akan menuju ke Simeulue untuk melihat langsung situasi disana pada Rabu (7/4). Terkait dengan korban, masih bisa ditanggulangi oleh pemerintah setempat," kata Muhammad Nazar.(A042/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010