Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mengembangkan hutan tanaman rakyat yang ada di sejumlah kecamatan di wilayah itu seluas 15 ribu hektare pada tahun 2010.

Kepala Seksi Reboisasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Mamuju, Syamsul Bahri S,Hut, di Mamuju, Senin, mengatakan, Kabupaten Mamuju akan mengembangan hutan tanaman rakyat seluas 15 ribu hektare pada tahun 2010.

Ia mengatakan, hutan tanaman rakyat itu akan dikembangkan di sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Kalukku, Tapalang, Papalang Sampaga, dan Pangale.

Menurut dia, pengembangkan hutan tanaman rakyat itu akan dikembangkan dalam areal kawasan hutan produksi di Mamuju yang luasnya secara keseluruhan sekitar 682,92 hektare.

Disamping itu juga akan dikembangkan di areal kawasan hutan produksi terbatas yang luasnya keseluruhan mencapai sekitar 252,732 hektare.

Syamsul Bahri mengatakan, program pengembangan hutan tanaman rakyat yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di wilayah ini, yakni untuk memberikan mereka kesempatan berusaha dan mengembangkan kesejahteraannya.

"Dalam program ini masyarakat yang mengembangkan hutan tanaman rakyat tersebut diberikan bantuan bibit oleh pemerintah pusat melalui sistem kredit yang wajib untuk dilunasi, kemudian masyarakat sendiri menaman bibit tersebut dan memanen hasilnya,"katanya.

Namun kata dia, hutan yang dikelola masyarakat di areal kawasan hutan tersebut tidak mengubah status areal yang menjadi kawasan hutan yang dimanfaatkannya, dan tidak menjadikannya hak milik.

Ia menambahkan pada tahun 2011 nanti Pemkab Mamuju juga akan memprogramkan pengembangan hutan kemasyarakatan yang metode programnya seperti dengan pengembangan hutan tanaman rakyat tersebut.

"Tanaman yang dikembangkan pada hutan kemasyarakatan adalah tanaman produtif seperti tanaman, Jati, Durian, Manggis, Mangga, di tahun 2011,"katanya.

Menurutnya program pemanfaatan hutan tersebut untuk merubah kebiasaan masyarakat di wilayah ini yang sering merusak hutan dengan melakukan pembalakan liar. (MFH/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010