Kendari (ANTARA) - Kementerian Sosial melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia bersinergi dengan Loka Lansia Minaula Kendari menyelenggarakan kampanye Sosial Nasional Lanjut Usia guna meningkatkan layanan sosial bagi lansia melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI).

Dalam rilis yang disampaikan Loka Lansia Minaula Kendari, Sabtu, disebutkan kegiatan tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinsos Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinsos kabupaten/kota, Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKSLU), Perguruan Tinggi, Pendamping Rehabilitasi Sosial Lansia, dan SDM Loka Lansia Minaula Kendari.

Baca juga: Kemensos dukung penuh penyusunan RUU Kesejahteraan lansia

Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos Andi Hanindito mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terkait rehabilitasi sosial lansia, sehingga ia mendorong semua pihak untuk berpartisipasi dalam upaya pelayanan terhadap lansia di masa yang akan datang.

"Melalui kegiatan ini, kita ingin menyamakan persepsi dan pemahaman terkait rehabilitasi sosial lansia. Masih saja ada di antara kita memakai kata jompo yang kesannya sangat tidak berdaya kepada para lansia kita. Cara penanganannya pun masih sangat sektoral," kata Hanindito.

Ia mengatakan saat ini jumlah penduduk Indonesia tercacat 269,6 juta orang. Sedangkan, populasi lansia sekitar 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau 25,64 juta jiwa.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan Kemensos memiliki satu eselon dua, yakni Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang mengkoordinasikan tiga Balai/Loka, yakni Balai Lansia Budi Dharma Bekasi, Balai Lansia Gau Mabaji Gowa, dan Loka Lansia Minaula Kendari.

Baca juga: Kemensos: 40 persen lansia Indonesia berstatus rentan dan miskin

Baca juga: Sambut lonjakan populasi lansia, Kemensos dorong sinergi lembaga


"Satu hal yang tidak mudah untuk menjangkau seluruh lansia di seluruh Indonesia. Dari populasi lansia, lansia dengan kategori miskin dan rentan mencapai 40 persen atau 12,6 juta. Lansia dalam keluarga sebanyak 10,7 juta, lansia di luar keluarga mencapai 1,9 juta, dan lansia yang mendapatkan bantuan sosial melalui PKH (Program Keluarga Harapan) sebanyak 1,1 juta," paparnya.

Kemensos gelar kampanye sosial nasional lanjut usia di Kendari. (ANTARA/HO-LRSLU Minaula Kendari)

Dia menambahkan bansos saat ini dilakukan secara tunai dan nontunai yang dilakukan oleh tiga balai/loka dengan melibatkan LKSLU sebagai mitra pendampingan sosial. LKSLU melakukan pendataan lansia yang memenuhi syarat dan kriteria. Bantuan ditransfer ke rekening LKSLU dan selanjutnya disalurkan ke masing-masing lansia dan keluarga atau wali.

"Ke depan, sumber bansos itu bukan dari Program Rehabilitasi Sosial, tapi akan disinergikan dengan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. Selain melalui PKH, para lansia yang bukan termasuk PKH akan mendapatkan bansos tunai atau sembako. Jadi, bansos itu ada di Direktorat Jenderal lain. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial lebih kepada pelayanan sosial sebagai fungsi rehabilitasi sosial," tuturnya.

Baca juga: Kemensos optimalkan pelaksanaan program rehabilitasi sosial lansia

Ia menyampaikan Kemensos senantiasa berupaya membangkitkan kesadaran keluarga dan masyarakat dalam merawat lansia di lingkungannya. Melalui ATENSI, pemerintah mengeluarkan bantuan yang mendukung pelayanan sosial di Balai/Loka, Panti, dan LKSLU.

Harry Hikmat juga meminta kepada pengurus Balai/Loka agar membuat sebuah terobosan atau inovasi baru terkait peningkatan kualitas kehidupan lansia dan bagaimana merespons masalah kesehatan, termasuk mengakses layanan kesehatan, selain upaya pelayanan respons pertama.

"Seperti kita ketahui bersama, Indonesia mengalami transisi demografi. Angka harapan hidup meningkat, tingkat fertilitas menurun, dampaknya pada rasio ketergantungan meningkat," ujarnya.

Terkait hal tersebut, lanjutnya, Kemensos telah menyiapkan antisipasi peningkatan jumlah lansia dari tahun ke tahun, di antaranya peningkatan kualitas dan kuantitas program pelayanan sosial bagi lansia untuk melindungi dari berbagai risiko penuaan (sakit, telantar, kesendirian, dan sebagainya), peningkatan peran keluarga dalam perawatan lansia.

Baca juga: Sebanyak 1.980 lansia di HSS dapat bantuan jaminan hidup

Selanjutnya, peningkatan layanan publik yang memprioritaskan lansia pada berbagai sektor, peningkatan kampanye nasional kelanjutusiaan di seluruh sektor, peningkatan peran masyarakat dan swasta dalam penanganan lansia, dan peningkatan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat sejak dini agar di usia tua tidak menjadi beban bagi keluarga atau masyarakat.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020