Ambon (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Maluku, Jumat, meluncurkan gerakan "Bangkit Bangsaku!", guna mendukung peningkatan ekonomi masyarakat kecil, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak pandemi COVID-19.

Gerakan ini sebelumnya telah diluncurkan secara nasional di Jakarta, beberapa waktu sebelumnya, diluncurkan kembali secara regional di kantor ACT Cabang Maluku di Kota Ambon.

Kepala Cabang ACT Maluku Wahab Loilatu mengatakan gerakan Bangkit Bangsaku! terdiri dari beberapa program yang diinisiasi ACT untuk penyelamatan tiga sektor vital yang terdampak pandemi COVID-19, yakni sosial, ekonomi dan kesehatan.

Gerakan ini sendiri mendukung program yang sebelumnya telah dijalankan oleh ACT secara nasional sejak awal masa pandemi, dan diharapkan bisa ikut mengurangi dampak secara masif di masyarakat.

"Gerakan ini untuk mengajak masyarakat kita yang sangat terdampak pandemi untuk bangkit kembali. Seperti yang kita ketahui yang terdampak paling parah adalah sisi ekonomi," ucapnya.

Menurut Wahab, di Maluku dampak pademi COVID-19 sangat dirasakan oleh masyarakat kecil, tidak terkecuali pelaku UMKM yang terpaksa harus mengurangi aktivitas usaha dan berakibat berkurangnya pendapatan, bahkan sebagian besar terancam gulung tikar.

Terkait itu, ACT Maluku telah melaksanakan beberapa program bantuan, salah satunya adalah sedekah modal usaha yang dinamai dengan Sahabat Usaha Mikro Indonesia (UMI), dengan penerima manfaat sebanyak 100 orang perempuan pelaku UMKM di Kota Ambon.

Berbeda dengan Sahabat UMI, di mana penerima manfaat diberikan modal usaha cuma-cuma sebesar Rp500 ribu tanpa pendampingan, program lanjutan yang dilaksanakan dalam gerakan Bangkit Bangsaku!, yakni Wakaf Modal Usaha Mikro akan lebih spesifik dan terkoordinasi.

Wakaf Modal Usaha Mikro merupakan program bantuan pinjaman modal usaha tanpa bunga, sebesar Rp500 ribu hingga Rp2 juta, bergantung pada jenis dan besar usaha yang dikelola oleh pelaku UMKM, dan bisa dikembalikan dengan cara dicicil.

Selain itu, pelaku UMKM yang diberikan Wakaf Modal Usaha Mikro akan mendapatkan pendampingan dan pelatihan, semisal manajemen keuangan, pemasaran dan sebagainya sehingga usaha mereka bisa terus berkembang.

Penerima Wakaf Modal Usaha Mikro yang usahanya berkembang baik dan bisa mengembalikan modal awal, bisa mengajukan kembali pinjaman modal tambahan usaha tanpa bunga dengan besaran bisa lebih dari Rp5 juta, dan dikembalikan dalam bentuk cicilan.

"Tujuan besarnya adalah agar usaha-usaha kecil bisa terhindar dari riba, karena tidak perlu meminjam ke rentenir sehingga mereka bisa memanfaatkan modalnya semaksimal mungkin," ujar Wahab.

Dikatakannya, program Wakaf Modal Usaha Mikro akan mulai dilaksanakan di Maluku dalam bulan ini, dengan melibatkan masjid-masjid setempat untuk mendapatkan data jamaah yang juga pelaku UMKM dan terdampak COVID-19.

Untuk tahap pertama sedikitnya ada 10 orang pelaku UMKM yang akan mendapatkan pinjaman modal usaha, dan dilanjutkan hingga mencapai 100 orang dalam satu bulan pertama.

"Harapan besar untuk lanjutan program ini bukan hanya saat pandemi, karena proses pendampingannya akan terus dilakukan, bahkan pendampingnya pun betul-betul diseleksi agar prosesnya terjaga di lapangan," kata Wahab.

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020