Gowa (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, memiliki Warning Receiver System New Generasi (WRS Newgen) yang merupakan alat untuk mempercepat informasi kebencanaan.

"Alat WRS Newgen ini merupakan alat terbaru yang hanya dipasang di Kabupaten Gowa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia untuk memantau situasi kebencanaan," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kabupaten Gowa, Gandamana saat simulasi kesiapsiagaan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami yang diselenggarakan oleh BMKG Pusat bersama BNPB secara virtual di Kantor BPBD Gowa, Selasa.

Kehadiran alat WRS Newgen di 315 daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Gowa diyakini sebagai alat pemberi informasi cepat jika terjadi kebencanaan.

Dia juga menyatakan alat ini memberikan informasi gempa bumi secara cepat dan berkelanjutan. Bahkan akurasi data dalam waktu kurang dari 5 menit sudah bisa diketahui adanya kebencanaan di seluruh Indonesia.

Saat ini sebanyak 315 alat yang sudah terpasang di seluruh Indonesia dan di Sulsel ada 14. Semuanya disimpan di Kantor BPBD agar ketika terjadi bencana bisa dimonitor langsung oleh BPBD.

"Sehingga secepat mungkin bisa menginformasikan ke masyarakat untuk meminimalisir korban nyawa maupun harta," ungkapnya.

Baca juga: BMKG: "Melek" mitigasi harus dibangun sejak dini
Baca juga: BMKG:Boleh dirikan bangunan di pantai rawan bencana asal penuhi syarat


Di tempat yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gowa, Ikhsan Parawansah mengatakan, pihaknya telah memilih operator yang siap dalam waktu 24 jam agar ketika ada pemberitahuan dari BMKG melalui WRS Newgen bisa segera dilakukan mitigasi.

"Operator sudah kita pilih, karena harus jaga 24 jam. Kita tidak tau kapan bencana akan datang, tetapi ketika itu terjadi di daerah kita, kita sudah tau apa yang harus dilakukan," katanya.

Ikhsan mengatakan, mitigasi bencana yang harus ditingkatkan agar informasi bisa cepat tersampaikan sehingga mampu meminimalisir adanya korban bencana.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati mengatakan, sejak tahun 2013 terjadi tren peningkatan aktivitas gempa di Indonesia. Hal ini patut diwaspadai karena akan memicu terjadinya tsunami.

"Kita memang belum bisa memastikan kapan terjadi gempa dan apakah berpotensi tsunami atau tidak. Sehingga koordinasi BNPB bersama pihak terkait harus menerapkan sistem mitigasi kepedulian tsunami," katanya.

Intinya diperlukan kewaspadaan bila sewaktu-waktu terjadi gempa. "Inilah kenapa kita harus selalu latihan agar terampil dan tidak bingung apa yang harus dilakukan jika gempa itu datang dan memastikan sistem beroperasi sepenuhnya," katanya.

Selain itu, WRS Newgen memiliki fungsi yang sangat baik, yakni menyajikan informasi dalam waktu kurang dari tiga menit setelah terjadi gempa bumi yang diharapkan dapat mengurangi korban jiwa dan dampak gempa lainnya.

Alat ini menjamin pihak terkait menerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami. Selanjutnya yang dapat digunakan untuk segera mengambil respon cepat untuk melakukan langkah upaya mitigasi meminimalkan korban jiwa.
Baca juga: BMKG catat aktivitas gempa dirasakan selama September meningkat
Baca juga: Tak cukup sistem peringatan tsunami, edukasi warga harus berlanjut

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020