Jakarta (ANTARA) - Kondisi pandemi COVID-19 masih belum usai hingga rakyat dan bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020.

Dampak sosial ekonomi global akibat pandemi COVID-19 terus menghantam dunia, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu warga bangsa, yakni kian bertambahnya keluarga yang kehilangan pekerjaan sehingga kini masuk dalam kelompok warga miskin dan dhuafa.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto pada pertengahan Juli (15/7) 2020 menyatakan terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin disebabkan oleh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan itu berdampak pada kegiatan perekonomian yang terganggu sehingga mempengaruhi pendapatan penduduk.

Ia menjelaskan pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019.

Dengan demikian penduduk miskin Indonesia per Maret 2020 mencapai 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang (0,56 persen) dibandingkan September 2019, dan meningkat 1,28 juta orang (0,37 persen) dibandingkan Maret 2019.

BPS juga menyodorkan data 22 dari 34 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan angka kemiskinan pada Maret 2020 akibat dampak pandemi COVID-19.

Rincian 22 provinsi yang mengalami peningkatan penduduk miskin adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Kemudian, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepualauan Riau, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan dan perdesaan juga meningkat antara 7 persen hingga 12 persen.

Suhariyanto menyebutkan seluruh provinsi di Pulau Jawa mengalami kenaikan penduduk miskin terdampak, yakni tertinggi adalah DKI Jakarta (1,11 persen), Jawa Barat (1,06 persen) dan Banten (0,98 persen).

Terkait dampak COVID-19 itu, Presiden Joko Widodo sendiri saat menyampaikan pidato di Gedung DPR, Jumat (14/8), memproyeksikan angka kemiskinan dan pengangguran pada 2021 akan meningkat.
Kepala Negara menyebut rincian tingkat pengangguran akan naik menjadi 7,7 hingga 9,1 persen, dan tingkat kemiskinan di kisaran 9,2 hingga 9,7 persen.

Untuk itu, Presiden menyatakan langkah perlindungan sosial mesti dilakukan melalui bantuan pada masyarakat melalui berbagai program, seperti program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, dan Kartu Prakerja.

Baca juga: PTPN VII menebar kebaikan dengan santuni yatim-piatu dan dhuafa

Baca juga: Hipmi Peduli Sumbar salurkan bantuan korban banjir di Solok Selatan



Membantu sesama

Masyarakat di desa dan kampung adalah bagian dari kelompok terdampak itu sehingga dibutuhkan gerakan untuk membantu sesama.

Dalam kaitan itu, sebuah organisasi bernama Pertiwi Indonesia melalui cabangnya di Bogor, Jawa Barat membantu warga di Kabupaten dan Kota Bogor.
Para pegiat Pertiwi Indonesia, Minggu (16/8/2020) usai memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak pandemi COVID-19 di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jabar bekerja sama dengan Yayasan At-Tawassuth. (FOTO ANTARA/HO-istimewa)


Menurut Ketua Pertiwi Indonesia Cabang Bogor Mulianingsih, sejak pandemi COVID-19 melanda Tanah Air pada awal Maret 2020, Pertiwi Indonesia sudah aktif menggalang dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat, sebagai upaya memerangi penyebaran COVID-19 dan wujud kepedulian kepada masyarakat terdampak.

Bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan Mabes TNI, Pertiwi Indonesia secara keseluruhan sudah membagikan sebanyak 22.000 paket sembako bantuan Presiden yang disebarkan ke berbagai daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Pada Mei-Juli, Pertiwi Indonesia membagikan sebanyak 12.000 paket sembako. "Sedangkan pada Agustus membagikan 10.000 paket sembako," katanya.

Bantuan 1.000 paket bantuan sembako itu disalurkan kepada warga Kota dan Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan secara terpisah di sejumlah titik.

Di Kota Bogor distribusi sembako dipusatkan di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, dan Kecamatan Tanahsareal.

Sedangkan wilayah Kabupaten Bogor yang menjadi sasaran kegiatan, yakni Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Cileungsi, Kecamatan Jonggol, Kecamatan Tenjolaya, dan Kecamatan Kemang.

Sebagai bagian dari bantuan 1.000 paket sembako yang didistribusikan oleh Pertiwi Cabang Bogor periode Agustus, pada Ahad (16/8), pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan At-Tawassuth, menyalurkan 100 paket sembako di RW06/Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

"Kami harapkan penyaluran bantuan sembako ini bisa membantu meringankan beban berat yang dihadapi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang belum usai ini," kata Mulianingsih.

Baca juga: KPK catat 54 laporan masyarakat soal bansos belum direspons pemda

Baca juga: Masyarakat Indonesia berikan bansos kepada Argentina pada masa pandemi



Jumat Berbagi

Ketua Yayasan At-Tawassuth, ustadz Ahmad Fahir, M.Si menjelaskan bahwa 100 paket sembako yang disalurkan pada Ahad (16/8), didistribusikan pada 100 orang penerima yang berasal dari Desa Bojong, dan Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Kegiatan itu dilaksanakan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke75 yang dikemas dengan kegiatan sosial yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya yang terdampak pandemi.

Pembagian sembako kepada masyarakat sebagai upaya membantu warga karena banyak masyarakat yang terkena dampak dan dihimpit kesulitan ekonomi, sehingga perlu uluran tangan dan sentuhan khusus sebagai wujud kepedulian.

Yayasan At-Tawassuth yang diasuhnya itu sebenarnya sejak Februari telah aktif menggelar santunan kepada masyarakat melalui gerakan "Jumat Berkah Berbagi Nasi Box" pada yatim dan dhuafa.

Gerakan ini sudah berlangsung satu bulan sebelum pandemi COVID-19 merebak di Indonesia.

"Mulai Februari setiap hari Jumat kami rutin berbagi kepada yatim dan dhuafa," kata salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa NU Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Hingga kini, yayasan itu secara total sudah menyalurkan sebanyak 2.758 nasi kotak, paket sembako, pakaian hingga komoditas pangan kepada warga Kecamatan Kemang dan sekitarnya.

Dosen IPB University, Dr Wonny Ahmad Ridwan, MM menilai kegiatan pembagian sembako yang dilakukan oleh Pertiwi Cabang Bogor dan Yayasan At-Tawassuth itu jelas bermanfaat bagi masyarakat.

Ia mengatakan pandemi COVID-19 berdampak pada ekonomi yang lesu di mana banyak warga yang kehilangan pekerjaan atau pemasukannya menyusut.

"Sejak virus corona melanda Indonesia, Maret 2020, perekenomian nasional mengalami penurunan. Meski PSBB untuk wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi sudah diubah menjadi proporsional sejak awal Juli, namun secara umum perekonomian belum banyak menggeliat, karena masih banyak ditemukan kasus COVID-19," katanya.

Karena itu, kegiatan santunan, baik berupa bantuan sosial yang bersumber dari pemerintah maupun inisiatif organisasi kemasyarakatan, yayasan atau perorangan, sangat membantu masyarakat dalam mengurangi beban berat hidup akibat pandemi.

Kegiatan kepedulian terhadap masyarakat dan kaum dhuafa semacam itu, menurut Wonny Ahmad Ridwan, harus terus dijaga, baik pada saat pendemi seperti sekarang maupun dalam suasana kehidupan yang normal.

Karena bagaimanapun juga, aksi kepedulian, selain menumbuhkan relasi sosial yang harmonis, juga akan membawa keberkahan dan menghindarkan dari datangnya bencana.

Itu yang menjadi esensial tatkala antarsesama masih punya simpati dan empati untuk saling membantu.*

Baca juga: KPK terima 621 keluhan dari masyarakat terkait penyaluran bansos

Baca juga: DPR RI imbau masyarakat terlibat awasi bansos

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020