Kudus (ANTARA News) - Ribuan orang  dari sejumlah daerah di Kabupaten Kudus, Minggu pagi, memadati kompleks Makam Sunan Kudus untuk mendapatkan nasi uyah asem dan nasi jangkrik goreng pada ritual buka luwur.

Tradisi buka luwur yang diselenggarakan setiap 10 Muharam 1431 Hijriyah atau pada Minggu (27/12), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.

Ami Rohman (14), salah seorang warga mengaku, antre untuk mendapatkan sebungkus nasi uyah asem (jawa) atau nasi jangkrik goreng sejak pukul 05:00 WIB, bersama sejumlah teman sebayanya, meskipun acara inti baru dimulai pukul 07:00 WIB.

"Saya sudah antre selama satu jam lebih, tetapi belum juga mendapatkan nasi uyah asem atau nasi jangkrik goreng," ujarnya.

Ia mengakui, harus bersabar untuk mendapatkan sebungkus nasi tersebut, karena antrean cukup panjang hingga 100 meter lebih.

Pernyatan senada diungkapkan warga Undaan, Nur Yanti (32) mengaku, harus berdesak-desakan dan antre selama 30 menit lebih.

Meskipun antrean cukup padat, ibu dua anak tersebut nekat membawa anak keduanya yang masih berumur 3 tahun."Anak saya memang sempat menangis, karena tidak kuat ikut berdesak-desakan," ujarnya.

Bahkan, jarak rumah dengan kompleks makam lebih dari 10 kilometer tak menyurutkan niatnya untuk ikut memperebutkan nasi yang hanya dibuat setiap 10 Muharam.

"Kedatangan saya bersama anak hanya ingin mendapatkan berkah dari Sunan Kudus," ujarnya.

Umayah (45), warga Desa Klumpit mempercayai, nasi bungkus dari prosesi buka luwur akan membawa berkah."Sebagian nasi tersebut akan dimakan, sisanya untuk pupuk tanaman," ujarnya.

Padatnya antrean membuat sejumlah warga kehilangan anaknya atau anak mencari orang tuanya yang terlalu sibuk antre di antara ribuan warga yang lain.

Selain itu, sejumlah warga yang tidak kuat berdesak-desakan untuk antre juga cukup banyak.Bahkan, ada salah seorang warga yang pingsan, sehingga harus ditandu keluar dari ribuan warga yang tengah antre.

Panitia buka luwur berupaya mengatur warga yang antre agar tidak berdesak-desakan dengan membagi antrean dari sepanjang Jalan Menara menjadi dua antrean khusus untuk laki-laki dan perempuan.

Namun, antrean panjang tetap terjadi mengingat jumlah warga yang datang ke lokasi hingga pukul 08:00 WIB semakin bertambah.

Menurut panitia buka luwur, Zainuri Bahnan, jumlah jumlah nasi bungkus yang akan disediakan berjumlah 25.000 bungkus untuk umum dan 2.500 bungkus diberikan kepada para penyumbang.

Sedangkan untuk nasi buka luwur yang berjumlah 1.750 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.

Nasi bungkus yang disedaiakan terdiri dari dua jenis, yakni nasi jangkrik goreng dan uyah asem (jawa).Menu nasi uyah asem meliputi, daging kerbau tanpa kuah, sedangkan menu nasi jangkrik goreng dilengkapi kuah tetelan daging kerbau.

"Khusus untuk umum hanya disediakan nasi uyah asem tanpa kuah agar tidak basi," ujarnya.Beras yang dimasak hingga 6,1 ton, serta  10 kerbau dan 62 kambing.

Pekerja yang bertugas di dapur mencapai puluhan, sedangkan jumlah relawan mencapai 500 orang.Daun jati yang disediakan berjumlah 120 ikat, dengan jumlah per ikat mencapai 700 lembar daun jati. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009