Pemerintah memiliki target agar ASI eksklusif dapat diberikan kepada sebanyak 60 persen bayi pada 2024.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mendorong para ibu untuk mengoptimalkan menyusui anaknya secara eksklusif di saat pandemi COVID-19 dan dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya stunting pada anak akibat kekurangan gizi kronis.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari dalam telekonferensi mengenai pekan menyusui sedunia di Jakarta, Selasa, menekankan pentingnya menyusui selama enam bulan pertama usia anak dan dilanjutkan hingga usia dua tahun dengan makanan pendamping ASI (MPASI).

"Ibu harus paham pentingnnya menyusui sejak saat mengandung, sehingga bisa memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun dengan MPASI," kata Kirana.

Baca juga: Kemenkes dorong pemberian ASI eksklusif tangani stunting saat pandemi

Di masa pandemi COVID-19 sekarang ini, kata Prita, ibu seharusnya bisa lebih fokus menyusui anaknya agar bisa mendapatkan ASI eksklusif. Orang tua yang lebih banyak di rumah saja atau menerapkan kerja dari rumah bisa lebih leluasa dalam menyusui anaknya tanpa perlu memerah susu.

Dia meminta kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi Indonesia. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017, baru separuh bayi usia di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.

Pemerintah memiliki target agar ASI eksklusif dapat diberikan kepada sebanyak 60 persen bayi pada 2024.

Baca juga: Akademisi: Kampanye ASI eksklusif harus terus diintensifkan

Dia mengakui bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama pada bayi saat ini masih kurang dikarenakan berbagai faktor.

Kirana menyinggung bahwa upaya penekanan angka stunting yang menjadi program prioritas pemerintah Indonesia salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia enam bulan dan dilanjutkan hingga usia dua tahun.

Prevalensi stunting di Indonesia mulai menurun sejak 2018 dan berlanjut pada 2019. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebut angka stunting Indonesia di 37,8 persen turun menjadi 30,8 persen di tahun 2018 dan menjadi 27,7 persen di tahun 2019.

Baca juga: Upaya jamin hak anak peroleh ASI eksklusif di kondisi bencana

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020