Jakarta (ANTARA) - Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria memperkenalkan inovasi pertanian berbasis teknologi 4.0 kepada pimpinan DPR/MPR yang bisa digunakan untuk mendukung sektor pertanian Indonesia secara luas.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, Arif mengatakan IPB University sampai tahun 2019 telah berkontribusi dalam inovasi nasional yang mencapai hampir 40 persen.

“Ke depan, IPB University akan menjadi Technosociopreneur University dengan berbasis riset yang kuat. Kita siapkan lulusan IPB University menjadi CEO petani milenial untuk bisa regenerasi petani,” ujarnya.

Baca juga: IPB-Bank Mandiri dirikan Innovation and Entrepreneurship Center

Dengan demikian, lanjut Rektor, kampus dengan pihak di luar kampus harus terhubung dengan kuat. Pada saat yang sama, pemerintah juga bisa memfasilitasi dengan kebijakan dan infrastruktur.

Menurut Arif semua pihak harus terlibat dengan mengisi perannya masing-masing. Dia berharap langkah inovasi IPB University mampu menginspirasi dan menggerakkan pihak lain untuk mengikuti jejak yang sama dengan lingkup yang lebih besar.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Muhaimin Iskandar bersama Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Menteri Ketenagakerjaan RI periode 2014-2019 Hanif Dhakiri, Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda berkunjung ke Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University.

Muhaimin menuturkan bahwa langkah IPB University sangat tepat, karena pertanian merupakan solusi dalam menghadapi krisis. Muhaimin mengaku dirinya terus mencoba mencari orientasi baru ekonomi nasional dalam sepuluh tahun terakhir.

Baca juga: IPB University lepas 3.072 mahasiswa KKN-T di 196 kabupaten/kota

“Langkah IPB University sinkron dengan rencana kami. Kita semakin yakin negara agraris seperti Indonesia tidak boleh meninggalkan pertanian. Justru pertanian jadi solusi dari krisis. Saya berharap IPB University terus memberikan pendampingan dan pemikirannya. Menggeser pembangunan yang tergantung pada kondisi global dengan kemandirian lokal yang kita miliki,” kata Muhaimin.

Meski dihadang banyak persoalan, Muhaimin yakin dengan sinergi yang kuat Indonesia akan bisa keluar dari krisis. Semua pihak harus mencari jalan keluar mengatasi persoalan yang ada.

“Saya sangat bangga IPB memulai itu, dengan technosociopreneur yang menghubungkan antara dunia akademik, sosial dan ekonomi melalui teknologi yang memadai,” kata Muhaimin.

Senada dengan Muhaimin, Wakil Ketua MPR RI Jazilul juga menekankan pentingnya kerja sama antarpihak. Pemerintah dan lembaga usaha mesti bekerja sama dalam rangka pengembangan agar hasil riset yang dilakukan perguruan tinggi bisa dimanfaatkan masyarakat khususnya petani dan kelompok yang memerlukan.

Baca juga: IPB tetapkan kuliah semester ganjil 2020/2021 secara daring

Baca juga: Mentan ajak perguruan tinggi bersinergi bangun pertanian modern


“IPB University bagi saya merupakan kampus yang peduli dalam pengembangan teknologi pertanian. Tidak mungkin pertanian akan berkembang, kecuali dengan sentuhan inovasi yang tinggi. IPB University sudah memulai itu,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hanif Dhakiri menegaskan saat ini semua harus punya kesadaran baru bahwa pertanian harus jadi basis di masa depan. Kedaulatan pangan yang menjadi komitmen bersama butuh pengetahuan yang kuat.

IPB University, menurutnya, bisa membantu di tingkat pengetahuan dalam mendorong kebijakan nasional. “IPB kampus yang peduli terhadap pengembangan teknologi pertanian," katanya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020