Dinkes Kaltara juga memberikan dukungan lewat pemberian bubuk abate ke setiap kabupaten/kota dan telah memiliki dua unit mesin "fogging" untuk mengantisipasi kondisi luar biasa (KLB)
Tarakan, Kaltara (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara) menyatakan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di provinsi itu hingga Mei 2020 mengalami penurunan hingga 74 persen dari tahun lalu.

"Penurunan ini dikarenakan faktor berkurangnya curah hujan di Kaltara," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltara Usman di Tanjung Selor, Rabu.

Dijelaskannya pada 2019 total kasus DBD pada Januari hingga Mei sebanyak 886 kasus dan menyebabkan 12 orang meninggal dunia, di mana kala itu curah hujan cukup tinggi di Kaltara.

“Lalu, pada Januari hingga Mei 2020 terdata 224 kasus dengan tujuh orang meninggal dunia," katanya.

Adapun jumlah korban meninggal dunia akibat DBD hingga Mei 2020, yakni Tarakan satu kasus, Nunukan tiga kasus, Bulungan dua kasus, Tana Tidung satu kasus dan Malinau tidak ada kasus.

Usman berharap terus ditingkatan kewaspadaan dan peran aktif warga Kaltara dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan gerakan menguras, menutup dan mengubur (3M) Plus (Gerakan 3M Plus) agar mencegah terjadinya DBD.

“Gerakan 3M Plus ini, harus dilakukan secara kontinyu. Caranya, dengan sering menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi penampungan air dan bisa dijadikan tempat bertelur nyamuk Aedes Aegypti,” katanya.

Dalam upaya mendukung upaya itu, Dinkes Kaltara juga telah menyiapkan langkah penanganan secara wilayah, di mana melalui APBD Kaltara dialokasikan anggaran senilai Rp100 juta untuk pengadaan bubuk abate dan cairan "fogging" (pengasapan) untuk antisipasi awal tahun depan.

Selain itu, Dinkes Kaltara juga memberikan dukungan lewat pemberian bubuk abate ke setiap kabupaten/kota dan telah memiliki dua unit mesin "fogging" untuk mengantisipasi kondisi luar biasa (KLB).

“Fogging memang tidak selalu harus dilakukan, sebab hanya berfungsi membunuh nyamuk dewasa. Untuk pembasmian jentik sendiri, harus dilakukan oleh masyarakat secara langsung,” demikian Usman.

Baca juga: Gubernur Kaltara luncurkan program inovasi layanan kesehatan

Baca juga: Pasien DBD di RSUD Tarakan Tetap Tinggi

Baca juga: Ambulans udara warga perbatasan RI-Malaysia anggarannya ditingkatkan

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020