Kabul (ANTARA News/AFP) - Taliban pada Minggu mengancam melancarkan serangan lebih banyak jika Afganistan meneruskan pemilihan presiden, kendati lawan penantangAbdullah mundur dari lomba itu.

"Kami tidak akan membolehkan babak kedua itu berlangsung secara damai," kata jurubicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi kepada kantor berita Prancis AFP lewat telepon dari tempat tak disebutkan.

"Kami akan meningkatkan serangan atas kegiatan pemilihan itu dan kami akan menjamin pemilihan umum tersebut gagal," katanya.

Pada Kamis, gerilyawan Taliban juga berikrar meningkatkan serangan menjelang pemilihan presiden putaran kedua pada pekan ini setelah serangan terhadap wisma tamu warga asing di Kabul.

"Kami akan meningkatkan serangan pada beberapa hari mendatang. Kami akan menggangu pemilihan itu," kata jurubicara Taliban Yousuf Ahmadi kepada AFP melalui telepon dari tempat tak diketahui.

"Kami memiliki rencana dan siasat baru untuk mengacaukan pemilihan itu, kata jurubicara tersebut.

Serangan Taliban, yang pemerintahnya digulingkan pasukan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001, hambatan besar bagi pemilih untuk menggunakan hak suara dalam pemilihan putaran pertama pada 20 Agustus, saat kehadiran pemilih di sejumlah propinsi rendah, di bawah lima persen.

Hampir 200 kekerasan dalam pemungutan suara putaran pertama dilakukan Taliban, termasuk pemotongan jari bertandakan tinta sebagai bukti telah memberikan suara, dan serangan roket serta granat terhadap tempat pemungutan suara.

Kementerian pertahanan Afganistan menyatakan Taliban bukan dalam kedudukan melancarkan serangan berukuran luas untuk mengganggu pemungutan suara pada 7 Nopember dan menyatakan mereka tidak punya waktu menyiapkan serangan semacam itu.

Tapi, Ahmadi menyatakan serangan terhadap wisma tamu di Kabul, yang menewaskan setidak-tidaknya lima pegawai asing Perserikatan Bangsa-Bangsa, menunjukkan pemerintah Presiden Hamid Karzai tidak dapat mencegah serangan.

"Tindakan mereka tidak memadai terhadap gerakan dan siasat kami," katanya.

"Kami melancarkan serangan setelah menilai setiap serangan tunggal, yang didasarkan atas keadaan di lapangan. Serangan terhadap wisma tamu Perserikatan Bangs-Bangsa itu contoh bagus," katanya.

Afganistan pada pekan lalu mengecilkan kekuatiran akan keamanan pada pemilihan presiden putaran kedua itu setelah serangan maut Taliban menjelang fajar terhadap wisma tamu badan dunia tersebut, yang dirancang untuk menakuti pemilih dan penyelenggara pemilihan itu.

Masyarakat antarbangsa menuntut serangan di Kabul tersebut tidak akan menghentikan pemilihan umum itu.

Ribuan pekerja asing di Afganistan memberikan bantuan dan kepakarannya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, kepala perwakilanya di Afganistan, Kai Eide, berbicara dengan menteri dalam negeri Afganistan, yang memberi jaminan bahwa keamanan akan ditingkatkan untuk menangkis serangan.

Badan dunia tersebut juga meninjau kembali semua tindakan keamanannya dan jurubicara Dan McNorton mengakui bahwa itu bukan urusan biasa.

Serangan terhadap wisma tamu Bekhtar di kawasan sibuk Kabul itu dilakukan tiga pejuang Taliban, yang membunuh diri mereka setelah terlibat bakutembak dua jam, setelah kelompok tersebut mengancam menggagalkan pemilihan pada pekan depan.

Tempat pemungutan suara menampilkan Presiden Afganistan Hamid Karzai, yang akan menghadapi mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah pada putaran kedua.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009