Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus positif virus corona pertama di Indonesia pada awal Maret. Pengumuman itu diikuti langkah preventif untuk melindungi masyarkat dari sejumlah pemerintah daerah, termasuk kementerian dan lembaga yang berupaya mumutus rantai penyebaran virus corona.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengambil langkah tegas dengan menggandeng berbagai pihak untuk memerangi penyebaran virus corona di Indonesia.

Mulai dari membuat aplikasi PeduliLindungi yang diikuti dengan aplikasi 10 Rumah Aman dan sistem Bersatu Lawan COVID-19, berkoordinasi dengan platform global dan operator seluler untuk memerangi hoaks COVID-19, memperkuat jaringan telekomunikasi, serta meluncurkan program, baik daring maupun luring, dalam menyambut normal baru.

Berikut inovasi layanan publik Kominfo selama pandemi COVID-19.

Baca juga: Kominfo gandeng Gojek perluas akses aplikasi PeduliLindungi

Baca juga: Jelang dibukanya lokasi wisata, pengunjung wajib unduh PeduliLindungi


1. PeduliLindungi

Kominfo telah mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri untuk melacak penyebaran virus corona yang dinamai PeduliLindungi pada pekan terakhir Maret 2020.

Nama PeduliLindungi dipilih agar masyarakat lebih mudah memahami dan tercipta semangat untuk saling peduli dan melindungi saat kondisi darurat virus corona.

Pada akhir Juni aplikasi tersebut bisa diunduh di Google Play Store, yang tidak lama setelahnya dapat pula diundunh Apple App Store.

Cara kerja PeduliLindungi dipasang di ponsel orang yang positif terjangkit COVID-19. Aplikasi ini memiliki fitur tracking, pelacakan, dapat melihat "log" pergerakan orang yang positif terinfeksi virus corona selama 14 hari ke belakang.

Berdasarkan hasil tracking dan tracing (penelusuran), aplikasi akan memberikan peringatan kepada nomor-nomor ponsel yang berada di sekitar pasien positif COVID-19 untuk segera melakukan protokol Orang Dalam Pemantauan (ODP).
 
Aplikasi PeduliLindungi untuk melacak penyebaran virus corona. (ANTARA/HO)


Pembuatan aplikasi PeduliLindungi merupakan salah satu upaya untuk mendukung Surveilans Kesehatan, sesuai dengan Keputusan Menteri Kominfo Nomor 159 Tahun 2020 tentang Upaya Penanganan COVID-19 melalui Dukungan Sektor Pos dan Informatika.

Keputusan Menkominfo nomor 159 mencakup koordinasi Kominfo dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan operator telekomunikasi untuk melakukan surveilans berupa tracing (penelusuran), tracking (pelacakan) dan fencing (pembatasan) COVID-19.

Kominfo kemudian mulai mengembangkan fitur PeduliLindungi dengan menggandeng lebih banyak pihak. Salah satunya, platform layanan kesehatan Halodoc yang menghadirkan layanan telemedicine di dalam aplikasi PeduliLindungi.

Pengguna dapat mengakses layanan Teledokter pada menu atau masuk melalui tombol Periksa Diri pada menu Beranda, selanjutnya masuk ke Halodoc pada bagian Konsultasi Dokter.

Belum lama ini, Kominfo juga menggandeng Gojek untuk memperluas akses ke aplikasi PeduliLindungi. Integrasi Gojek dengan PeduliLindungi sudah dimulai sejak 23 Juni lalu. Selama satu pekan, terdapat 82.000 unduhan PeduliLindungi yang berasal dari akses lewat aplikasi Gojek.

Gojek menargetkan bisa menyumbang 1 juta unduhan selama enam bulan.

Aplikasi PeduliLindungi merupakan buatan Kominfo dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijalankan sepenuhnya Telkom Indonesia. Aplikasi PeduliLindungi, pada akhir Juni, tercatat sudah diunduh 4 juta kali.

Baca juga: PeduliLindungi bisa diakses dari aplikasi Gojek

Baca juga: Kominfo hadirkan layanan Teledokter di aplikasi PeduliLindungi


2. 10 Rumah Aman

Pada akhir Maret, Kominfo bersama Kantor Staf Presiden (KSP) meluncurkan aplikasi berbasis komunitas bernama 10 Rumah Aman untuk memantau persebaran virus corona di lingkungan rumah.

Aplikasi 10 Rumah Aman merupakan bagian dari program Dasawisma yang diadakan PKK, dengan pendekatan memantau lingkungan sekitar yang terdekat dari rumah. Satu orang akan menjadi koordinator bagi beberapa rumah yang ada di sebelahnya, yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Aplikasi tersebut menyediakan berbagai fitur yang berkaitan dengan langkah pencegahan dan penanganan COVID-19 yang bisa dilakukan di tingkat masyarakat, misalnya pencatatan suhu tubuh secara berkala oleh komunitas.

Melalui pemantauan suhu tubuh, masyarakat bisa memeriksakan kesehatan secara mandiri jika temperatur badan berada di atas 37,5 derajat Celsius. Selain itu, melalui pengukuran suhu tubuh, masyarakat bisa memantau wilayah mana yang berpotensi menyebarkan penyakit.

Aplikasi ini juga terhubung dengan kementerian terkait sehingga pemerintah bisa memantau daerah-daerah yang rentan terserang virus corona.

Baca juga: Kominfo pastikan data aplikasi PeduliLindungi tidak bocor

Baca juga: PeduliLindungi akan ditambah fitur sertifikat bebas corona


3. Bersatu Lawan COVID-19

Pada April, Kominfo bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan bekerjasama untuk mengembangkan sistem integrasi data nasional yang disebut Bersatu Lawan COVID-19.

Integrasi data nasional Bersatu Lawan COVID-19 memiliki dua fungsi, masing-masing ditujukan untuk pengambil kebijakan dan masyarakat.

Bagi pengambil kebijakan, sistem ini memberikan data antara lain berupa data kependudukan, kesehatan dan logistik dari 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi. Data-data tersebut dapat digunakan untuk mengambil kebijakan yang akurat, terukur dan efektif.

Sementara bagi masyarakat, data tersebut dapat diakses di situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, covid19.go.id, yang sudah dikembangkan agar data tersebut dapat dilihat oleh publik.

Baca juga: Kominfo akan tambah fitur aplikasi PeduliLindungi

Baca juga: Kominfo jamin aplikasi PeduliLindungi bebas malware


4. Upaya tangkal hoaks COVID-19

Awal April, Kominfo menggandeng sejumlah platform digital guna bekerja sama menangani sebaran hoaks terkait virus corona baru (COVID-19), dengan cara memblokir konten atau take down.

Kominfo telah bekerja sama dengan platform digital global, yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube untuk menindaklanjuti hoaks yang masih beredar di internet.

Tidak hanya itu, Kominfo juga bekerjasama dengan Facebook dan Telkom Grup untuk merilis akun chatbot WhatsApp terkait corona.

Chatbot tersebut akan menjawab pertanyaan pengguna WhatsApp dengan data dan konten yang disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Kominfo minta operator seluler selidiki dugaan data bocor

Baca juga: Kominfo berkomitmen percepat digitalisasi televisi


5. Program Flexible Working Space
 
Kominfo terapkan "Flexible Working Space" hadapi normal baru


Awal Juni, saat pelonggaran Pembatasan Sosial Bersala Besar (PSBB) mulali diberlakukan, Kominfo melaksanakan Flexible Working Space (FWS) atau ruang kerja yang fleksibel dalam rangka menyambut normal baru bagi seluruh pegawai di lingkungan Kominfo, sesuai dengan surat edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.

FWS bisa dilaksanakan di rumah atau di tempat tinggal pegawai atau lokasi lain yang terletak satu wilayah dengan kantor atau tempat tinggal pegawai yang tentunya harus memiliki sarana fasilitas teknologi informasi dan komunikasi penunjang.

FWS tidak membahayakan keamanan data-data di kantor. Sebelumnya, Kominfo telah menerapkan absensi melalui online, geo-tagging, dan pelaporan pekerjaan berbasis aplikasi sejak WFH tiga bulan lalu. Sehingga, pemantauan kehadiran dan kinerja pegawai tetap bisa dilaksanakan, dan dapat tetap produktif memberikan layanan kepada masyarakat.

Kriteria pegawai yang melaksanakan FWS adalah yang berada di unit, seperti perumusan kebijakan atau rekomendasi kebijakan, pekerjaan yang aktivitas bekerjanya tidak kontak dengan publik atau pelanggan, klien, masyarakat umum dan rekan kerja lainnya.

Kominfo juga mempertimbangkan bagi pegawai dalam masa kehamilan, kemudian pegawai yang memiliki faktor penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, atau kondisi penyakit auto-imun, untuk tetap bekerja dari rumah.

Baca juga: Langkah Kominfo percepat digitalisasi di era normal baru

Baca juga: Kominfo giat bangun infrastruktur telekomunikasi demi bantu UMKM


6. Program percepatan transformasi digital
 
Pemasangan perangkat telekomunikasi dari BAKTI dalam penangangan dampak gempa bumi di Lombok, NTB. (ANTARA News/Ditjen SDPPI, Kemkominfo) (ANTARA News/Ditjen SDPPI, Kemkominfo/)

Kominfo menyiapkan lima program prioritas untuk percepatan transformasi digital menuju masyarakat digital Indonesia.

Program itu antara lain Penyediaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Pengelolaan Spektrum Frekuensi, Pemanfaatan TIK, Penataan Pengelolaan Pos dan Informatika, serta Komunikasi Publik.

Dari total 83.218 desa dan kelurahan di Indonesia, 70.670 di antaranya sudah terjangkau layanan 4G. Pembangunan akses jaringan seluler 4G di 9.113 desa dan kelurahan daerah 3T akan diselesaikan sampai dengan 2022 oleh BAKTI.

Sedangkan 3.435 Desa/Kelurahan di wilayah Non-3T pembangunan selular 4G diusulkan untuk tetap dibangun oleh operator seluler.

Bersama operator pula pemerintah membangun aplikasi substitusi layanan OTT (over the top) dengan menyediakan platform dan aplikasi lokal yang dibutuhkan dalam rangka normal baru.

Hal ini juga terkait dengan dibutuhkannya talenta digital Indonesia, yang menurut riset sebanyak 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Untuk itu, Kominfo telah membuka program situmulus online academy angkatan 2 Digital Talent Scholarship (DTS) 2020.

Pemerintah juga terus mendorong UMKM Go Online dengan berbagai macam fasilitas, sekaligus menangkap peluang value chain ekonomi digital yang belum terisi, berkaitan dengan jumlah belanja online yang bertambah signifikan selama pandemi.

Baca juga: Kominfo siapkan lima program prioritas percepat digitalisasi nasional

Baca juga: Menkominfo minta Google Cloud Indonesia jamin keamanan data

Baca juga: Kominfo telusuri dugaan peretasan data COVID-19

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020