Kabul (ANTARA News/AFP) - PBB akan mengganti lebih dari 200 pengawas pemilihan yang terlibat kecurangan dalam pemilihan presiden Afghanistan, kata Sekjen PBB Ban Ki-moon, Rabu, ketika negara itu bersiap untuk mengadakan babak kedua pilpres.

Berbicara pada BBC, Ban mengatakan PBB akan "melakukan semua tindakan seperlunya, administratif dan keamanan, untuk menjamin bahwa ketidakberesan yang menodai putaran pertama pemilihan pada 20 Agustus tidak terulang.

Penyelidikan oleh pengawas yang didukung PBB pekan ini mengkonfirmasi tingkat kecurangan yang mengagetkan, sebagian besar dari kecurangan itu membantu Presiden Hamid Karzai. Penyelidikan itu mengumumkan yang diduga (kecurangan) lebih dari satu juta suara -- seperempat dari seluruh suara yang masuk.

"Kami akan berupaya untuk mengganti semua pejabat yang terlibat tidak mengikuti panduan atau yang terlibat dalam prosedur yang curang," kata Ban, yang menjanjikan putaran kedua pilpres yang "transparan dan dapat dipercaya" pada 7 November.

"Ada 380 distrik pemilihan di seluruh Afghanistan, dan kami akan berupaya untuk mengganti lebih dari 200 pejabat yang terlibat atau yang tidak mengikuti panduan yang benar," ia menambahkan.

Ancaman kekerasan Taliban telah membuat kacau putaran pertama pemilihan presiden, dan Ban menyatakan PBB akan bekerja dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO dan pemerintah Afghanistan untuk melindungi tempat-tempat pemungutan suara.

"Kami akan berkoordinasi secara cepat dengan ISAF dan pasukan nasional Afghanistan untuk menjamin ada keamanan yang mana rakyat Afghanistan dapat menyampaikan kehendak mereka tanpa intimidasi atau ancaman.

"Kami juga akan berupaya untuk mengunjungi semua tempat pemungutan suara guna meyakinkan bahwa tidak ada kecurangan dapat terjadi, dan kami akan berusaha untuk memhuka tempat pemilihan yang mana pada pemilihan pertama tidak ada tempat pemungutan suara.

Karzai Selasa terpakaa menyetujui putaran kedua pemilihan setelah Komisi Pengaduan Pemilihan yang didukung PBB menolak surat-surat suara yang curang dari 210 TPS.

Saingan utamanya, bekas menteri luar negeri Abdullah Abdullah, akan mengetahui bagian suara resminya Rabu malam.

Meskipun penghitungan awal memberinya sekitar 28 persen, bagian akhirnya diperkirakan akan mendekati 32 persen. Beberapa pejabat menyatakan bahwa Karzai memperoleh 49,67 persen, masih di bawah 50 persen batas perolehan suara yang dibutuhkan untuk menang langsung.

Putaran kedua harus diadakan dengan cepat, sebelum musim dingin yang keras mulai yang membuat banyak wilayah negara itu tidak dapat dicapai.

Namun para pengamat masih mengkhawatirkan kedatangan pemilih yang rendah pada 7 November setelah putaran pertama dirusak oleh angka partisipasi hanya 38,7 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009