Brasilia (ANTARA) - Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan dia akan memveto sebuah rancangan undang-undang yang mengatur berita palsu, yang juga dikritik perusahaan-perusahaan media sosial seperti Facebook dan Twitter, jika RUU itu, dalam bentuknya saat ini, sampai di mejanya dari Kongres.

Sebuah jaringan para pendukung sayap kanan Bolsonaro sedang diselidiki karena menyebarkan berita-berita palsu untuk menjelek-jelekan lawan-lawan dan menyerang lembaga demokratis negara itu.

Berbicara di siaran langsung Facebook, kanal favoritnya dalam berkomunikasi dengan para pendukungnya, Bolsonaro mengatakan dia memihak "kemerdekaan menyeluruh untuk media" saat dia mengkritik RUU yang diloloskan Senat pada Selasa.

RUU itu telah dikembalikan ke DPR untuk menyetujui sejumlah perubahan.

Facebook, Twitter dan Google bersama-sama mengkritik RUU itu sebagai ancaman serius bagi kerahasiaan pribadi dengan meminta para pemegang akun media sosial memberikan dokumen identitas dan nomor ponsel untuk tujuan verifikasi ketika mendaftar.

Perusahaan-perusahaan itu menyebut permintaan itu sebagai "pengumpulan besar-besaran data masyarakat" yang merongrong hak untuk melindungi data.

Mereka juga mengatakan persyaratan untuk menyimpan pangkalan data pada peladen di Brazil akan membahayakan kerahasiaan pribadi dan merugikan perekonomian karena persyaratan itu akan menciptakan hambatan bagi perdagangan yang bertentangan dengan hakikat internet yang terbuka dan mendunia.

Bolsonaro mengatakan dia akan "berkonsultasi dengan rakyat" sebelum memutuskan apakan akan memveto RUU itu atau menandatanganinya menjadi UU.

Reuters

Baca juga: Korban meninggal corona di Brazil lampaui 60.000 jiwa

Baca juga: Menteri pendidikan Brazil mundur setelah lima hari ditunjuk

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020