UMKM yang terdampak COVID-19 tentu mengalami kesulitan produksi sehingga membutuhkan program keringanan kredit dan bantuan permodalan agar roda produksi bisa terus berputar.
Purwokerto (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Slamet Rosyadi mengatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19 perlu bantuan permodalan agar roda produksi bisa terus berjalan

"UMKM yang terdampak COVID-19 tentu mengalami kesulitan produksi sehingga membutuhkan program keringanan kredit dan bantuan permodalan agar roda produksi bisa terus berputar," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.

Baca juga: ASEAN sarankan negara anggota rancang stimulus UMKM di tengah pandemi

Untuk itu, kata dia, pemerintah daerah perlu memberikan bantuan permodalan bagi para pelaku UMKM yang terdampak COVID-19 dan selama pandemi ini kesulitan produksi.

"Tujuannya agar mereka bisa cepat bangkit dari pandemi dan usahanya bisa berlanjut seperti sedia kala," katanya.

Dia mengatakan apabila roda produksi sudah kembali berputar maka UMKM yang terdampak COVID-19 bisa kembali memperoleh pendapatan yang optimal.

"Selama masa pandemi ini tentu ada UMKM yang tidak menghasilkan pendapatan, atau menghasilkan namun dengan kapasitas di bawah normal atau bahkan ada yang terpaksa merumahkan karyawannya," katanya.

Baca juga: Pertamina gandeng UMM jadikan 32 UMKM peternak di Malang naik kelas

Dia berharap dengan  bantuan permodalan maka permasalahan produksi akan dapat teratasi dan produksinya perlahan-lahan akan dapat kembali normal.

Dia juga mengatakan pemerintah daerah juga dapat menyerap produk UMKM yang terdampak COVID-19.

"Menyerap produk UMKM lokal tentu dapat menjadi alternatif membantu mereka menghadapi kesulitan produksi atau pemasaran," katanya.

Namun demikian dia mengakui bahwa tidak semua produk UMKM dapat diserap oleh pemerintah daerah.

"Tidak semuanya bisa diserap namun ada juga yang bisa diserap secara berkelanjutan misalnya produk kuliner, mungkin bisa, namun yang bergerak di sektor batik atau kerajinan mungkin tidak bisa diserap secara jangka panjang atau berkelanjutan," katanya.

Baca juga: GoFood manfaatkan "Dapur Bersama" untuk bantu lebih banyak UMKM

Untuk itu menurut dia pemerintah daerah untuk melakukan kajian mengenai program-program yang tepat sasaran dalam membantu UMKM yang terdampak COVID-19.

"Dengan  bantuan bagi UMKM lokal dan roda produksi mereka kembali pulih maka akan sekaligus menggerakkan perekonomian daerah karena itu kajian harus dilakukan guna menghasilkan program-program yang tepat sasaran," katanya.

Dia juga mengaku optimistis bahwa sektor UMKM di daerah yang terdampak COVID-19 akan dapat bertahan dan segera bangkit serta dapat melanjutkan produksinya seperti sedia kala.

"UMKM lokal di daerah menurut saya memiliki kemampuan untuk bertahan selama terus berinovasi dan berkreasi," karanya.
 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020