Tindakan Panglima Laot (lembaga adat laut) dan nelayan Aceh patut diapresiasi
Banda Aceh (ANTARA) - International Concern Group for Rohingya (ICGR) mengapresiasi tindakan nelayan Aceh menyelamatkan Muslim etnis Rohingya yang terkatung-katung di tengah laut, akibat kapal motor yang ditumpanginya rusak.

"Tindakan Panglima Laot (lembaga adat laut) dan nelayan Aceh patut diapresiasi yang telah menyelamat 94 pengungsi Rohingya," kata General Secretary ICGR Muhammad Adli Abdullah PhD, di Banda Aceh, Sabtu.

Pada Kamis (25/6), warga dan nelayan Aceh mengevakuasi etnis Rohingya ke daratan Pantai Lancok, Kecamatan Syamtadira Bayu, Aceh Utara. Setelah beberapa hari sebelumnya nelayan Aceh membantu mereka merapat ke Pantai Seneudon, Aceh Utara.

Menurut Adli, banyaknya pengungsi Rohingya ke beberapa negara tetangga merupakan pesan kepada pemimpin ASEAN bahwa perlunya untuk menekan Pemerintah Myanmar agar mengakui hak kewarganegaraan serta hak asasi etnis Rohingya di Myanmar.

Baca juga: Perahu kayu Muslim Rohingya terdampar di Aceh

Baca juga: Kesehatan 76 etnis Rohingnya sudah ditangani


ASEAN dianggap perlu mengangkat kembali isu Rohingya dalam pertemuan pemimpin ASEAN ke 36 yang dilakukan melalui telekonferensi, agar tidak hanya membahas soal kerja sama regional mengatasi COVID-19, tetapi juga perlu membahas isu nasib pengungsi Rohingya.

"Karena permasalahan pembersihan etnis atau ethnic cleansing yang dilakukan Pemerintah Myanmar sudah sangat mengganggu stabilitas keamanan regional Asia dan negara tetangga lainnya," kata Adli.

Lebih lanjut, kata dia, negara-negara ASEAN telah sewajarnya meletakkan sikap bersama terhadap isu Rohingya, agar tindakan biadab Pemerintah Myanmar segera berakhir.

"Saya melihat ASEAN tidak melakukan tindakan yang secukupnya untuk menekan Myanmar yang juga anggota ASEAN untuk menghentikan tindakan biadab," katanya.

Menurut Adli, telah banyak pertemuan dan persidangan yang membicarakan isu etnis Rohingya, tetapi belum ada juga jalan penyelesaian yang konkrit untuk menyelesaikan persoalan Rohingya, sehingga akibatnya pengungsi terus membanjiri sejumlah negara tetangga.

Saat dievakuasi jumlah etnis Rohingya yang terdampar terhitung berjumlah 94 orang, namun setelah diverifikasi data ulang, ternyata mereka berjumlah 99 orang.

Diantaranya 17 orang laki-laki dan 49 orang perempuan dewasa, serta 33 orang masih anak-anak dan balita. Saat ini mereka mengungsi di penampungan sementara yakni di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe di Peuntet, Kota Lhokseumawe.

Baca juga: Pejabat katakan puluhan orang Rohingya ditemukan di pantai Malaysia

Baca juga: Nelayan Aceh Timur temukan 5 etnis Rohingya terdampar di laut

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020