Yogyakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menganjurkan pelaksanaan shalat Idul Adha (id) dilakukan di rumah untuk menghindari penularan COVID-19 mengingat persebaran virus corona jenis baru di Indonesia belum menunjukkan grafik penurunan yang signifikan.

"Sangat dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing dengan alasan persebaran COVID-19 belum menunjukkan grafik menurun yang signifikan," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syamsul Anwar saat konfernsi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu.

Kendati saat ini banyak yang menyebut bahwa saat ini telah memasuki masa normal baru atau new normal, menurut Syamsul, istilah itu adalah untuk mendukung aspek lain yakni menggeliatkan perputaran ekonomi.

"Tetapi hal-hal yang dapat kita laksanakan di rumah ya dilaksanakan di rumah, seperti ibadah," kata dia.

Baca juga: Kementan akan perketat pengawasan area penjualan hewan kurban
Baca juga: Global Qurban-ACT berikhtiar distribusikan kurban ke pelosok Indonesia


Sementara itu, bagi yang ingin tetap melaksanakan, khususnya di daerah zona hijau atau yang dinilai aman oleh pemerintah daerahnya serta Muhammadiyah Covid-19 Command Center ( MCCC), Syamsul mengimbau agar dilaksanakan di lapangan kecil yang melibatkan warga sekitar RT/RW masing-masing.

"Kalau dilakukan di lapangan ya di tempat yang kecil di lingkungan masing-masing sehingga mengurangi kerumunan," kata dia.

Jika tetap dilaksanakan, menurut Syamsul, pelaksanaannya harus dipastikan mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, termasuk membatasi jumlah jamaah yang hadir.

"Kita tidak tahu orang yang kelihatannya sehat-sehat saja, kita tidak tahu dia dari mana, apalagi banyak orang tanpa gejala. Kita ingin secepat-cepatnya keluar dari darurat pandemi COVID-19 ini," kata dia.

Baca juga: Pemkot Batam bahas pelaksanaan Idul Adha 1441 H dengan ulama
Baca juga: ACT gandeng peternak lokal siapkan hewan kurban Idul Adha

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020