Jakarta (ANTARA) - Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan saat ini Indonesia telah memiliki lebih dari 76.000 data penyelidikan epidemiologi COVID-19.

"Sampai hari ini kita telah memiliki lebih dari 76.000 data penyelidikan epidemiologi," kata Dewi dalam paparan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Dewi mengatakan data itu terhimpun dalam sistem terintegrasi Bersatu Lawan COVID (BLC) yang dapat diakses gugus tugas pusat hingga daerah, pemerintah pusat hingga daerah, kementerian serta lembaga.

Baca juga: Presiden: Setiap kebijakan penanganan COVID-19 dibuat berdasar data
Baca juga: UI serahkan bantuan ventilator ke Gugus Tugas COVID-19


Di dalam sistem BLC juga terhimpun 245.000 data pasien COVID-19 di rumah sakit, 380.000 data pemeriksaan laboratorium, data logistik, hingga data mobilitas penduduk.

"Semua dapat kita lihat dalam dashboard yang sama," papar Dewi.

Dia mengatakan sistem Bersatu Lawan COVID merupakan hasil koordinasi dan kolaborasi yang baik antara seluruh komponen gugus tugas.

Baca juga: 58 persen wilayah Indonesia sudah masuk zona hijau COVID-19
Baca juga: Bappenas dorong penguatan perencanaan anggaran tekan dampak COVID-19


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020