Jadi yang mesti dikembangkan dalam kondisi begini adalah perilaku saling mengoreksi, karena kalau pemerintah saja yang bekerja tidak akan sanggup
Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany menyarankan masyarakat tentang pentingnya budaya saling menegur saat ada warga lain yang tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga aktivitas normal baru berjalan aman dari COVID-19.

"Karena masyarakat harus berubah, harus dipaksa berubah. Baru bisa aman," katanya melalui sambungan telepon dengan ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan di tengah pandemi yang masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, budaya baru yang mengutamakan pentingnya mematuhi protokol kesehatan harus diupayakan oleh semua elemen, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat itu sendiri.

Untuk dapat mengatasi pandemi COVID-19 secara bersama-bersama, katanya, masyarakat tidak hanya dituntut untuk menjaga diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitarnya, sehingga kedisiplinan yang dilakukan bersama-sama bisa memberikan dampak yang lebih baik terhadap upaya penurunan kasus.

"Karena kalau ada masyarakat yang tidak disiplin, maka kita juga yang akan menjadi korban dari perilaku masyarakat yang tidak disiplin," katanya.

Baca juga: Pakar ingatkan potensi risiko gangguan kesehatan saat kerja dari rumah

Untuk itu, masyarakat diimbau berani menegur warga lain yang tidak disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Beranilah menegur kalau ada di lingkungan kita yang tidak disiplin. Misalnya, 'Eh, kamu jangan dekat-dekat dari saya. Harus jaga jarak'. Itu yang perlu dibudayakan," kata guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.

Teguran tersebut, katanya, memang terkesan egois.

Akan tetapi, ujar dia, ketidakpatuhan masyarakat lain untuk mengikuti protokol juga merupakan bentuk keegoisan di tengah risiko penularan yang masih terus berlangsung.

Dengan memberikan teguran kepada orang lain yang tidak mematuhi protokol, katanya, masyarakat telah memberikan edukasi dan penyadaran terhadap warga lain.

Selain itu, katanya, membantu upaya pemerintah untuk membatasi kemungkinan penularan virus di tengah-tengah masyarakat.

"Jadi yang mesti dikembangkan dalam kondisi begini adalah perilaku saling mengoreksi, karena kalau pemerintah saja yang bekerja tidak akan sanggup. Aparat hukum juga enggak akan mungkin bisa mengontrol semua orang," katanya.

Baca juga: Pakar: Fasyankes penting untuk dukungan kesehatan jiwa saat pandemi
Baca juga: Pakar: Bahagia dan berpikir positif kunci tangkal COVID-19

Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020