Jangan sampai too later too late. Kita membutuhkan jumlah stimulus yang begitu besar...
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa meminta agar pemerintah tidak lamban dalam menggelontorkan stimulus baik kepada dunia usaha maupun masyarakat dalam mengatasi dampak COVID-19 terhadap perekonomian.

Erwin mengatakan bahwa pemerintah harus segera memberikan likuiditas baik berupa modal kerja pada dunia usaha hingga bantuan tunai kepada masyarakat agar tercipta daya beli dan permintaan  dari pasar.

Selain itu stimulus atau likuiditas yang diberikan pemerintah diharapkan dalam jumlah yang lebih besar. Sebelumnya, Kadin menyarankan agar pemerintah menambah jumlah stimulus dari Rp405 triliun menjadi Rp1.600 triliun untuk memitigasi dampak COVID-19 terhadap perekonomian.

"Kita berharap KSSK yakni Menteri Keuangan, Gubernur BI, OJK dan LPS mengambil keputusan yang cepat karena semakin lama diputuskan, semakin banyak kebutuhannya, ekonomi kita semakin susah. Daya tahan dunia usaha tidak kuat, kalau tidak kuat, pelaku usaha akan bangkrut," kata Erwin dalam diskusi daring di Jakarta,
Kamis.

Baca juga: Ekonom: Stimulus bukan untuk buat ekonomi naik, tapi tahan perlambatan

Erwin menjelaskan bahwa selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seluruh aktivitas perekonomian berhenti, mulai dari industri manufaktur, jasa, restoran hingga hotel terpaksa menutup usahanya.

Jika likuiditas dan stimulus tidak diberikan dalam waktu singkat, kata dia, perekonomian Indonesia yang saat ini terpuruk dikhawatirkan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa bangkit.

Ada pun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut mengalami kontraksi 2,41 persen dibandingkan triwulan IV 2019.

Baca juga: BI proyeksi pertumbuhan ekonomi capai 0,9-1,9 persen tahun ini

Baca juga: Sri Mulyani pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020, ini sebabnya


"Jangan sampai too later too late. Kita membutuhkan jumlah stimulus yang begitu besar, jangan sampai pertumbuhan ekonomi drop, kemudian kembalinya lama seperti krisis 1998. Kita berharap pertumbuhan ekonomi kurvanya berbentuk V ada bounce back bisa tumbuh cepat," kata dia.

Erwin menambahkan bahwa upaya lainnya untuk memulihkan perekonomian adalah dengan meningkatkan jumlah tes usap dan tes cepat pada masyarakat, serta mengendalikan agar jumlah pasien masuk rumah sakit dan terpapar COVID-19 tidak terus meningkat.

Baca juga: Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020