Kepercayaan publik harus dibangun bahwa pariwisata Bali telah siap dibuka dengan menjalankan protokol kesehatan secara benar dan ketat
Gianyar, Bali (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menegaskan kembali bahwa membangun kepercayaan turis untuk datang ke Bali itu penting, oleh karena itu ia meninjau kesiapan pariwisata di Pulau Dewata ini dalam rangka menerima turis lokal, domestik, dan internasional.

“Kepercayaan publik harus dibangun bahwa pariwisata Bali telah siap dibuka dengan menjalankan protokol kesehatan secara benar dan ketat. Makanya saya meninjau selama dua hari di sini untuk melihat persiapannya,” kata Menparekraf di Gianyar, Rabu.

Menparekraf bertemu dengan Gubernur Bali I Wayang Koster, Kapolda Bali, Bupati Gianyar, dan beberapa pejabat terkait di di restoran bebek terkenal “Bebek Tepi Sawah”, Gianyar.

Sehari sebelumnya Menparekraf meninjau kesiapan kawasan wisata Nusa Dua dan beberapa rumah sakit. Rencananya usai makan di Gianyar, ia akan meninjau lokasi wisata Tirta Empul di Tampak Siring, kawasan Kintamani, Bangli, dan esoknya meninjau Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran.

“Pedoman protokol kesehatan harus dipatuhi dengan ketat agar masa normal baru ini membawa kebaikan bagi semua. Untuk itu, pemerintah daerah yang ingin membuka aktivitas sektor parekraf harus mempersiapkan secara detail, tidak terburu-buru, serta memastikan protokol kesehatan sudah siap diimplementasikan.

“Sektor pariwisata adalah sektor yang sangat bergantung dengan kepercayaan wisatawan terhadap rasa aman dan nyaman," kata Menparekraf.

Baca juga: Menparekraf tinjau kawasan wisata Nusa Dua Bali

Baca juga: Menparekraf siapkan protokol normal baru untuk destinasi wisata


Sejalan dengan itu Gubernur Bali I Wayang Koster juga mengemukakan bahwa penambahan kasus COVID-19 di Bali belakangan ini meningkat, terutama di beberapa daerah seperti Denpasar, kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung.

“Kami sudah membentuk tim khusus untuk mempercepat penanganan daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 ini. Semoga dapat diselesaikan secepatnya agar bisa melonggarkan keterbatasan pergerakan masyarakat,” katanya.

Gubernur menjelaskan rencana pelonggaran pembatasan pergerakan masyarakat terkait menghadapi pandemic COVID-19 ini. “Jika masalah pandemi ini bisa diturunkan dan dikendalikan, maka Pemprov Bali akan membuka pariwisata untuk masyarakat setempat. Kemudian, bulan Agustus 2020, pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan domestik, dan  September 2020 akan dibuka untuk wisatawan internasional. Penerbangan internasional akan dibuka juga,” tambah Gubernur Koster.

Sekali lagi, Koster mengingatkan bahwa itu semua rencana, bisa berubah, dengan melihat kedisiplinan masyarakat dan pelaku pariwisata dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Berbagai survei di dalam negeri dan luar negeri menunjukkan bahwa Bali merupakan destinasi wisata favorit yang akan dikunjungi setelah era normal baru dijalankan di dalam negeri dan luar negeri,” katanya.

Gubernur tidak khawatir adanya beberapa pengusaha yang meninggalkan Bali karena pandemi ini. “Jika pariwisata sudah mulai dibuka, kami yakin para pengusaha itu akan balik kembali buka usaha berbisnis di sini. Tidak perlu menarik-narik mereka ke sini,” ujar dia.

Baca juga: Kesehatan versus pariwisata ibarat simalakama bagi Bali

Baca juga: Wamenparekraf: Kepercayaan kunci pulihkan pariwisata




Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020