Secara keseluruhan persoalan perekonomian kita dalam tanda kutip baik-baik saja. Fundamental kita masih relatif baik
Jakarta (ANTARA) - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai fundamental perekonomian Indonesia di tengah pandemi COVID-19 masih tergolong baik secara keseluruhan.

“Secara keseluruhan persoalan perekonomian kita dalam tanda kutip baik-baik saja. Fundamental kita masih relatif baik,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.

Piter mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2020 yang hanya di level 2,97 persen merupakan hal yang patut dimaklumi karena terjadi akibat dampak COVID-19.

Ia menuturkan kontraksi terhadap perekonomian akibat COVID-19 pun tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di hampir seluruh negara yang bahkan lebih besar penurunannya.

“Kalau pertumbuhan ekonomi kita melambat itu sesuatu yang sangat wajar. Saya selalu mengatakan kontraksi ekonomi hendaknya tidak dijadikan indikator tapi bagaimana kita menghadapi wabah COVID-19 nya,” katanya.

Tak hanya itu, menurut Piter prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar nol persen oleh Bank Dunia lebih baik dibandingkan dengan proyeksi CORE yaitu di kisaran nol persen hingga terkontraksi dua persen.

“Angka itu kalau menurut saya lebih baik dari perkiraan saya. Saya memperkirakan di CORE kisaran nol persen sampai minus dua persen tapi sekali lagi poin kita adalah bukan pada levelnya,” ujarnya.

Piter mengatakan kontraksi ekonomi tidak bisa dihindari selama masih ada wabah COVID-19 sehingga yang perlu menjadi fokus pemerintah adalah menyiapkan kebijakan dan strategi untuk masa pemulihan.

“Lebih baik kalau seandainya kita tahun ini minus dua persen tetapi kita bisa tumbuh enam persen sampai tujuh persen pada 2021 daripada bisa menahan di level nol persen tapi 2021 hanya tumbuh 1-2 persen,” katanya.

Baca juga: Pengamat proyeksikan ekonomi RI mulai membaik pada Triwulan IV-2020
Baca juga: CORE nilai bantuan dana untuk BUMN upaya selamatkan ekonomi  

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020