Jambi (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Kerinci dan sekitarnya, berjarak 410 Km barat Kota Jambi, Sabtu, mulai mengeluh lantaran mulai sulit mendapatkan bahan bakar minyak (BBM), terutama premium.

Meski tidak terlihat antrian panjang di sejumlah SPBU di Kerinci, tapi di tingkat pengecer terjadi spekulasi menahan dan menimbun premium.

Pantauan di lapangan, Sabtu, harga BBM di tingkat pengecer dijual dengan harga Rp5.500 sampai Rp6.000/liter, harga ini dinilai mulai tingi menjelang Lebaran, diprediksi pada H-4 atau H-3 harga BBM akan mengalami kenaikan.

Zulpardi, pengawas SPBU 24371. 46 Koto Lebu saat dikonfirmasi mengakui saat ini pengiriman minyak dari Padang Sumbar mulai menipis, biasanya pengiriman sebanyak tiga tangki atau sekitar 96 ribu liter.

Namun dua hari yang lalu pengiriman telah dikurangi menjadi dua tangki atau sekitar 64 ribu liter.

"Ada pengurangan stok, kita berharap pengurangan tidak dilakukan lagi, kalau dilakukan maka akan terjadi kelangkaan BBM pada H-5 sampai H-1 Lebaran," katanya.

Menyangkut pengiriman premium yang mulai berkurang, pihaknya juga telah melakukan konsultasi dengan pihak Pemkab Kerinci.

Beberapa persoalan seperti jalan Sako-Kerinci yang rusak juga telah diantisipasi Pemkab Kerinci guna diperbaiki untuk melancarkan distribusi BBM.

Bupati Kerinci juga telah mengupayakan Bank BNI Cabang Kerinci dibuka pada hari Sabtu guna pembayaran pengiriman uang ke Padang yang akan dilakukan pengusaha SPBU.

"Apakah pihak BNI setuju atau tidak, kita lihat saja, kalau ini tidak diantisipasi, dikhawatirkan kelangkaan BBM akan terjadi di Kabupaten Kerinci," ujarnya.

Ketika ditanya apakah ada aksi penimbunan yang dilakukan oknum, Zulpardi mengaku tidak mengetahui pasti, namun pihaknya juga terus melakukan pemantauan, apakah ada pelangan yang melakukan penimbunan premium.

Sementara itu, Heri Robi, salah seorang warga Kerinci berharap kepada Pemkab agar secepatnya mengantisipasi kekurangan BBM ini, sebab saat menjelang hingga hari H Lebaran kebutuhan BBM akan semakin meningkat.

Ia juga berharap kepada pihak yang berwenang agar melakukuan razia terhadap pengecer "nakal" yang mulai menyimpan BBM untuk dijual pada saat Lebaran dengan harga tinggi untuk mencari keuntungan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009