Surabaya (ANTARA) - Ratusan warga menjalani rapid test atau tes cepat dan swab massal yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama Pemerintah Kota Surabaya Jawa Timur di halaman parkir Wisata Religi Sunan Ampel Semampir, Sabtu.

"Banyak warga yang ikut tes cepat massal ini menandakan kesadaran masyarakat Surabaya semakin membaik," kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono saat memantau pelaksanaan tes cepat massal di kawasan Ampel Surabaya.

Baca juga: 117 warga Semampir Surabaya reaktif COVID-19

Menurut dia, hingga Sabtu siang, ada sekitar 400 warga Semampir yang sudah mengikuti tes cepat. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 23 warga yang dinyatakan reaktif dan selanjutnya mengikuti tes lanjutan swab.

Baktiono mengatakan tren kesembuhan pasien COVID-19 di Surabaya dalam beberapa hari terakhir semakin tinggi dan penambahan angka kasus jumlah COVID-19 menurun.

Baca juga: IKA FKM Unair nilai kebijakan tes COVID-19 massal di Surabaya tepat

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya berharap kondisi tersebut tetap dipertahankan bila perlu semakin ditingkatkan agar Surabaya terbebas dari COVID-19.

"Tetap disiplin dan patuhi protokol kesehatan," ujar Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.

Baca juga: Rapid Test BIN hari ke-7 masuk ke zona merah Sidoarjo

Untuk itu, Baktiono menyampaikan ucapan terima kasih kepada BIN, Pemkot Surabaya, TNI, Polri beserta segenap pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan tes massal tersebut.

Pada kesempatan itu, Baktiono selain meninjau juga turut serta mengikuti rapid test dan hasilnya non-reaktif.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan pada Jumat (5/6) ada sekitar 132 pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh dan telah dipulangkan.

Mereka terdiri dari 95 orang yang sebelumnya menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan 37 orang dirawat di Rumah Sakit Husada Utama.

Febria mengatakan tren peningkatan kesembuhan pasien COVID-19 di Surabaya ini cukup signifikan, salah satunya disebabkan karena adanya dukungan mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dari BIN dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Karena mobil PCR ini sehingga membuat proses diagnosa pasien menjadi lebih cepat," ujarnya.

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020