normalnya untuk tujuh orang tapi ditumpangi 13 orang
Palembang (ANTARA) - Perahu yang sarat penumpang tenggelam di Sungai Ujung Tanjung, Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan menewaskan empat orang guru yang berniat ziarah ke tokoh agama setempat.

Kapolsek Tanjung Batu AKP Mujamik Harun, Selasa, mengatakan empat guru yang tenggelam tersebut merupakan rombongan 12 orang dari Lembaga Pendidikan Nurul Yaqin yang berniat ziarah ke Makam Said Umar Bagindo Sari yakni tokoh agama wilayah setempat.

"Perahu tenggelam pukul 12.30 WIB, informasinya perahu yang ditumpangi rombongan itu kelebihan kapasitas, normalnya untuk tujuh orang tapi ditumpangi 13 orang," ujar AKP Mujamik Harun dihubungi dari Palembang.

Empat orang meninggal yakni WA (perempuan 31 tahun), R (perempuan 30 tahun), MAP (laki-laki 31 tahun) dan D (perempuan 28 tahun), sedangkan sembilan orang lainnya termasuk sopir ketek selamat dan sempat mendapat perawatan di Puskesmas setempat lalu kembali ke rumah masing-masing.

Baca juga: Angin kencang hantam perahu, satu warga Aceh Barat tenggelam di sungai
Baca juga: 2 korban tenggelam di Sungai Brantas ditemukan


Kejadian berawal dari empat orang yang naik ke perahu tersebut dari dermaga sungai milik warga bernama Zainal, namun perahu dalam kondisi mesin mati dan terpaksa didayung.

Lalu setibanya di Dermaga Desa Tanjung Atap empat orang itu meminta Zainal menaikkan delapan rekannya yang sudah menunggu, tetapi ditolak dengan alasan perahu tidak muat, Zainal justru menawarkan untuk mengangkut para rombongan dua kali penyeberangan.

Para rombongan justru menolak dan tetap meminta diantarkan satu kali penyeberangan sekaligus, dan akhirnya dipenuhi dengan kondisi perahu masih didayung karena mesin mati.

Baca juga: Dihempas ombak di Perairan Aceh Besar, sebuah perahu motor tenggelam
Baca juga: Dua perahu nelayan di Sasak kembali tenggelam lima ABK hilang


Akhirnya mesin menyala ketika perahu sudah berada di tengah sungai, naas tak lama setelah menyala perahu justru oleng dan terbalik hingga semua penumpang tercebur ke sungai, warga setempat ramai-ramai menyelamatkan para korban.

"Sebenarnya penumpang bisa berenang, hanya saja kondisi di dalam sungai ada rumput-rumput yang kalau kaki digerakkan jadi makin lengket, orang setempat menyebutnya 'kumpi'," kata AKP Mujahik menambahkan.

Sedangkan jarak makam dari lokasi kejadian sekitar satu kilometer dan memang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu, kata dia, para korban yang meninggal rencananya akan dikebumikan pada Rabu (27/5).

Sementara pihak kepolisian akan mendalami kejadian naas tersebut guna mengetahui ada tidaknya unsur kelalaian.

Baca juga: Tim SAR gabungan Asmat kembali cari korban perahu tenggelam
Baca juga: SAR Timika cari satu penumpang perahu tenggelam

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020