Saat-saat pandemi COVID-19 seperti ini, obatnya hanya satu yakni kesabaran dan kita butuh "nutrisi iman" yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT
Ambon (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Masjid Raya Alfatah, Kota Ambon, Provinsi Maluku ustadz Abdul Rahman Tuanaya, Lc menegaskan bahwa obat paling ampuh untuk mengobati virus corona jenis baru penyebab COVID-19 yakni kesabaran dan iman yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT.

"Saat-saat pandemi COVID-19 seperti ini, obatnya hanya satu yakni kesabaran dan kita butuh 'nutrisi iman' yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT," katanya pada khutbah di depan 1.000-an umat Muslim yang memenuhi masjid terbesar di Kota Ambon, Ahad.

Dikatakannya, saat ini dunia disibukkan dengan penyebaran virus corona yang hanya bisa dilihat di bawah mikroskop, tetapi memiliki kemampuan merusak jaringan tubuh dan menimbulkan kematian jutaan umat manusia.

"Semua orang, termasuk di Indonesia begitu panik dengan virus yang tergolong baru ini. Kampanye kesehatan tentang bahaya penyakit dilakukan secara masih, ciri-ciri orang terinveksi juga disebarluaskan," katanya.

Dalam konsisi seperti ini, menurutnya, semua orang cepat menyikapi perkara yang membahayakan, tetapi sebaliknya begitu pasif menyikapi perkara yang membahayakan jiwa, hati bahkan agama.

Dia menandaskan saat pandemi COVID-19 merebak seharusnya umat tidak hanya memakai "masker jasmani", tetapi juga "masker keimanan" dan membutuhkan "mineral kesabaran" serta "vitamin" ketulusan dan kejujuran.

"Itu semua obat yang paling ampuh untuk menangkal virus COVID-19," katanya.

Ustadz Abdul Rahman juga menyebutkan sifat kesombongan merupakan virus yang paling berbahaya dibanding pandemi COVID-19.

"Virus tertua di muka bumi dan memiliki daya rusak yang fatal yakni kesombongan. Seseorang yang terjangkit virus ini, maka dia diharamkan atas surga sebagaimana iblis juga diusir karena terjangkit virus sombong," katanya menegaskan.

Ditegaskannya bahwa hanya sedikit orang yang memiliki pengetahuan tentang gejala seseorang terpapar virus sombong, bahkan terkadang terkadang manusia tidak menyadari dirinya sudah terpapar virus sombong ini.

"Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Karena itu, jadi pejabat jangan sombong dengan jabatan, rakyat biasa jangan kau sombong dengan kebiasaanmu. Ulama juga jangan sombong dengan ilmu dan ibadahmu. Dampaknya akan sangat merusak," katanya.

Ia menegaskan bahwa obat utama menghilangkan kesombongan adalah bertobat kepada Allah SWT serta setia beribadah.

Memaknai Idul Fitir sebagai Hari Kemenangan, dia mengajak umat untuk merefleksikan amal ibadah masing-masing dengan segala dinamika kehidupan yang digariskan, serta bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dianugerahkan.

"Di hari nan fitri ini kita patut bergembira walaupun sedang diuji dengan adanya pandemi COVID-19. Saatnya kita berpasrah diri serta menyucikan hati untuk menerima ridho Allah SWT," demikian Abdul Rahman Tuanaya.

Baca juga: Dengan protokol kesehatan, masjid di Ambon selenggarakan shalat id

Baca juga: Sebaran COVID-19 di Kota Ambon dibuka hingga kelurahan dan desa

Baca juga: Ratusan musisi-guru PAUD di Ambon dapat bantuan sembako

Baca juga: Kepala Dinsos dan tiga ASN Pemkot Ambon terkonfirmasi positif COVID-19

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020