Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 1.026 unit rumah warga di 15 desa di tujuh kecamatan Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh masih terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi, dengan ketinggian air mencapai satu meter.

"Akibat intensitas hujan yang tinggi di masing-masing kecamatan, menyebabkan sungai di daerah itu meluap," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi, Selasa.

Baca juga: 143 warga mengungsi akibat luapan banjir di Aceh Timur

Baca juga: BMKG: Banjir masih berpotensi di utara-timur Aceh


Beberapa desa yang masih terdampak, seperti desa Teupin Breuh di Kecamatan Simpang Ulim, desa Lhok Seuntang di Kecamatan Julok, dan desa Pante Labu, Blang Seunong, Sah Raja, dan Sijudo di Kecamatan Pante Bidari.

Selanjutnya, di desa Alue Ie Mirah, Jambo Lubok, Julok Rayeuk Utara, dan Pelita Sagop Jaya di Kecamatan Indra Makmur, desa Seumanah Jaya di Kecamatan Ranto Peureulak, desa Sri Mulya, Peunarun Baro, Peunarun Lama di Kecamatan Peunarun, dan desa Pante Kera di Kecamatan Simpang Jernih.

Ashadi menyebutkan tidak terdapat titik posko pengungsian, karena warga yang rumahnya terendam air memilih mengungsi ke rumah tetangga. Namun, ada juga sebagian memilih bertahan di rumahnya.

Baca juga: Banjir kembali rendam rumah warga di Lhoong Aceh Besar

Baca juga: Kapolda Aceh ajak masyarakat jaga alam saat kunjungi lokasi banjir


Menurut dia, sebagian besar, seperti di desa Sri Mulya dan Pante Kera, debit air mulai surut. Tetapi, ada beberapa titik, seperti di Lhok Seuntang Kecamatan Julok malah ketinggian air semakin bertambah.

“Ada titik banjir yang mulai surut dan ada titik banjir yang bertambah. Kondisi ini dipicu curah hujan yang tinggi di daerah pegunungan,” ujarnya.

Pihaknya juga telah menginformasikan kepada pihak kecamatan untuk segera melaporkan ke posko bencana BPBD Aceh Timur, jika sewaktu-waktu kondisi bencana terpuruk. “Kita juga sudah koordinasi dengan Dinas Sosial Aceh Timur terkait penyaluran bantuan logistik,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020