Terjadi pemandangan yang memprihatinkan menjelang Lebaran ini. Pemerintah menegaskan belum ada pelonggaran kebijakan, tetapi keramaian dan kerumunan orang terus saja terjadi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaran Rakyat (MPR) RI Lestari Moerdijat meminta pemerintah konsisten dan tidak bersikap ambigu dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), khususnya menjelang Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah.

"Terjadi pemandangan yang memprihatinkan menjelang Lebaran ini. Pemerintah menegaskan belum ada pelonggaran kebijakan, tetapi keramaian dan kerumunan orang terus saja terjadi," ujar Lestari yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.

Laporan berbagai pihak, kata dia, menyebutkan sejumlah tempat, seperti ruas jalan dan pasar semakin ramai di tengah wabah COVID-19. Politikus Partai NasDem tersebut menilai kondisi seperti ini justru membingungkan sebagian masyarakat.

Baca juga: Pemerintah diminta antisipasi kepulangan pekerja migran jelang Lebaran

Menurut Rerie, kalau memang belum ada pelonggaran kebijakan, pihak aparat yang berwenang seharusnya bisa langsung menertibkan.

Namun kenyataannya, jelas Rerie, sejumlah tempat termasuk ruas jalan di Jakarta mulai dipadati kendaraan, seperti Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Meski secara resmi pasar ditutup, lanjut dia, para pedagang tetap bisa menggelar dagangannya di pinggir jalan sekitar pasar.

Akibatnya, Rerie mengatakan kerumunan orang tidak terhindarkan, padahal kawasan Tanah Abang adalah salah satu kawasan dengan catatan kasus COVID-19 yang cukup tinggi di Jakarta.

Berdasarkan http://corona.jakarta.go.id, jumlah pasien positif COVID-19 di Tanah Abang sebanyak 305 orang hingga Senin (18/5).

Baca juga: HNW: Kementerian Agama agar berkomitmen relaksasi PSBB di rumah ibadah

"Hal tersebut juga menyebabkan masyarakat yang sejak awal mematuhi aturan untuk tetap di rumah menjadi bingung apakah sudah diberlakukan pelonggaran atau bagaimana? Kalau belum ada pelonggaran kebijakan, mengapa tidak ada sanksi dan pengaturan sesuai protokol kesehatan?" ujarnya.

Kebingungan masyarakat, sambung Rerie, bisa berujung pada kekecewaan, bahkan sikap skeptis dari masyarakat.

"Sebelum publik tidak peduli, saya berharap pemerintah bisa menerapkan kebijakan dengan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.

Rerie juga mengingatkan pentingnya untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa wabah COVID-19 ini harus dihadapi secara bersama dengan disiplin yang tinggi dan jangan sampai kelengahan membawa dampak berlarutnya penyebaran wabah.

Baca juga: Wakil Ketua MPR minta pemerintah pusat dan daerah koordinasi bansos

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020