Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ferdiansyah mengatakan pemajuan kebudayaan dapat digunakan untuk penyembuhan trauma pandemi COVID-19.

"Jumlah komunitas yang peduli dengan kebudayaan semakin meningkat setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa perhatian masyarakat terhadap pemajuan kebudayaan semakin tinggi. Hal ini dapat dijadikan potensi untuk penyembuhan trauma akibat pandemi COVID-19," ujar Ferdiansyah dalam diskusi daring budaya dan kesehatan mental di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan UU Pemajuan Kebudayaan sendiri memiliki fungsi perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Objek pemajuan kebudayaan yang dapat dilakukan selama masa pandemi COVID-19, yakni adat istiadat, seperti kebiasaan berjemur yang sudah dilakukan secara turun menurun.

Kemudian, olah raga tradisional yang juga berfungsi untuk menjaga kesehatan. Olahraga tetap aman dilakukan dengan menerapkan pembatasan fisik, seperti main karet, yang bermanfaat bagi tulang dan otot tubuh.

"Bermain layang-layang dengan paparan sinar matahari, baik untuk kesehatan jantung dan menghilangkan stres," ujar dia.

Objek selanjutnya, yakni jamu yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Kemudian permainan tradisional yang baik dilakukan untuk menjaga kesehatan mental.

Ferdi menambahkan kunci keberhasilan dalam melawan pandemi COVID-19 adalah dengan pemajuan kebudayaan. Budaya Indonesia, seperti peduli dan gotong royong, memainkan peran besar dalam melawan COVID-19.

"Masyarakat dengan kesadaran tinggi mengumpulkan dana untuk membantu tenaga medis, menolong sesama warga yang kesusahan hingga memberikan disinfektan gratis," kata Ferdi.

Sikap peduli dan gotong royong melawan COVID-19, kata dia, bagaikan seseorang merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, karena selain mempraktikkan budaya bangsa juga bisa mengurangi angka penularan virus COVID-19.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020