Risiko penularan di Gorontalo sangat rendah sampai saat ini. Mudah-mudahan Gorontalo bisa memimpin Indonesia Timur dalam pemulihan ekonomi,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mendorong Provinsi Gorontalo untuk lebih cepat melakukan pemulihan kondisi sosial dan ekonominya pascapandemi COVID-19 karena kasus terkonfirmasi positif virus corona di wilayah itu termasuk rendah.

Suharso mengatakan cepatnya pemulihan diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor produksi tidak terlalu lama menganggur sehingga roda perekonomian bisa segera berputar dengan kapasitas penuh.

“Risiko penularan di Gorontalo sangat rendah sampai saat ini. Mudah-mudahan Gorontalo bisa memimpin Indonesia Timur dalam pemulihan ekonomi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kepala Bappenas tekankan dua isu strategis Sulsel di masa COVID-19

Suharso ingin Gorontalo dapat melakukan transformasi sosial ekonomi dengan didukung oleh SDM berkualitas sehingga dapat menurunkan jumlah penduduk miskin sebab pada 2019 jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 4,21 persen dan di perdesaan 23,79 persen.

“Persentase penduduk miskin di Gorontalo sudah turun setiap tahun, sudah baik. Kalau bisa, diturunkan lebih tajam lagi,” ujarnya.

Suharso menuturkan transformasi ini juga perlu didukung dengan kualitas SDM yang terampil, namun terkendala karena usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah masih cukup rendah.

Hingga 2018, hanya Kota Gorontalo yang memiliki angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah yang baik, sementara di kabupaten lain tercatat masih rendah.

Oleh sebab itu, Suharso merekomendasikan Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan dalam rangka mempercepat pembangunan SDM.

“Layanan kesehatan harus diisi dengan dokter dan sembilan jenis tenaga kesehatan harus dimiliki di seluruh Puskesmas di Indonesia. Sayangnya, sangat jarang Puskesmas yang memiliki ini. Hanya 18 persen yang memiliki pelayanan ini termasuk Gorontalo, tidak ada Puskesmas yang memenuhi syarat. Padahal, alat kesehatan cukup banyak,” jelasnya.

Baca juga: Pemprov Gorontalo ajukan PSBB untuk kedua kalinya ke Menkes

Meski demikian, Menteri Suharso berharap dengan adanya rumah sakit yang akan dibangun di Gorontalo akan mampu meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat.

Ia menyatakan peran pemerintah daerah juga penting untuk memutus rantai penyebaran virus sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan APBD dan dana desa untuk mitigasi dampak COVID-19.

Dana tersebut dapat digunakan tidak hanya untuk bantuan sosial, melainkan juga untuk stimulus padat karya di pedesaan.

Tak hanya itu, Suharso turut mendorong Gorontalo untuk menjaga ekonomi lokal terutama di sektor pangan untuk mengantisipasi prediksi kelangkaan pangan pascapandemi COVID-19.

“Stimulus permodalan bagi sektor industri pangan perlu diberikan terutama untuk peserta UMKM,” katanya.

Baca juga: RUU Ciptaker dinilai langkah konkret pemulihan ekonomi pasca COVID-19

Kementerian PPN/Bappenas optimistis ekonomi Gorontalo akan bangkit dengan target pertumbuhan sekitar 5,6 persen sampai 6,8 persen pada 2021 yang diikuti dengan penambahan lapangan kerja baru.

Hal itu dipercaya dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,7 persen dan tingkat kemiskinan dapat ditekan menjadi 14,1 persen.

Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di Gorontalo ditargetkan meningkat sebesar 69,79 persen sampai 89,82 persen dan kesenjangan antarkelompok di kisaran 0,400 sampai 0,405.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020