"Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka," ujar Kang Emil.
Bandung (ANTARA) - Hotel Prama Grand Preanger yang terletak di Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Jawa Barat dijadikan tempat tinggal sementara menginap para tenaga medis seperti dokter, perawat dan kru rumah sakit lainnya yang bertugas menangani wabah virus corona atau COVID-19.

Gubernur Jawa Barat  M Ridwan Kamil di Bandung, Selasa mengunjungi para tenaga medis yang  tinggal sementara di hotel bintang yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Jabar itu.

Datang bersama Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya, Kang Emil memberikan dorongan motivasi kepada puluhan tenaga medis yang kebetulan sedang senam pagi di halaman hotel bintang lima ini.

"Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka," ujar Kang Emil.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung bercerita perjuangannya hadapi COVID-19

Dalam kunjungannya, Kang Emil mengecek beberapa kamar yang ditempati para tenaga medis. Total tenaga medis yang berasal dari rumah sakit Hasan Sadikin Bandung ini sementara berjumlah 73 orang.

Terdiri dari perawat (20 orang), dokter (dua orang), supir (tiga orang), cleaning service (dua orang) dan prakarya atau administrasi (empat orang). Sementara kamar yang telah disiapkan berjumlah 200 kamar dan baru terisi 23 kamar.

"Jadi Jabar memfasilitasi hotel bintang lima untuk para tenaga medis dokter dan perawat dan sudah dipakai sejak minggu lalu jadi bukan persiapan lagi tapi saya hanya mengecek kondisi mereka," ujar Kang Emil.

Dirinya mengungkapkan, Pemda Provinsi Jabar akan terus memaksimalkan hotel di Bandung Raya untuk para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Hal ini agar para tenaga medis bisa nyaman khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah sehingga bekerja maksimal. Mereka pun dapat menggunakan seluruh fasilitas di hotel.
Baca juga: Pemkot Bandung siapkan 23.000 paket bahan pokok hasil penggalangan

"Di Bandung Raya banyak sekali hotel kami akan maksimalkan supaya tenaga medis nyaman. Hotel Banana Inn di Setiabudi juga sedang kami jajaki sehingga tenaga medis yang kesulitan pulang atau yang ingin fokus bisa difasilitasi," ungkapnya.

Menurut Kang Emil, tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan COVID-19 sehingga harus diberikan perhatian maksimal.

"Kami juga sebagai pengambil keputusan bertugas memberikan perawatan, intensifkasi pengetesan COVID-19, edukasi tentang mudik dan physical distancing, itu yang paling sulit, serta urusan logistik," tuturnya.

Menurut salah seorang tenaga medis Ali Sardjono, fasilitas menginap di hotel yang diberikan pemerintah ini sangat membantunya karena memberikan ketenangan. Ali yang sudah menginap sejak hari minggu ini mengaku, meski sudah dinyatakan negatif COVID-19, ada kekhawatiran bila pulang ke rumah bertemu keluarga dan tetangga karena telah merawat pasien positif COVID-19.

"Fasilitas ini sangat membantu kita, kita selama sudah memberikan pelayanan secara maksimal tapi kita juga ada kekhawatiran atau was-was kalau kita pulang kerumah ketemu keluarga. Jadi dengan diberikan fasilitas penginapan ini kita akan lebih tenang memberikan pelayanan walaupun kita juga rindu ketemu keluarga," ungkapnya.
Baca juga: Pemkot Bandung lakukan rapid test COVID-19 awal April

Ali dan tenaga medis lainnya yang menginap di Hotel Grand Prama Preanger merupakan perawat dan dokter yang bertugas di ruang Kemuning RSHS. Mereka tetap bekerja sesuai jam dinas hanya tidak pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.

"Saya masuk mulai 5 April mungkin di sini sampai bulan Mei. Saya memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19 sudah sejak Maret lalu dan kita bekerja sesuai jam dinas hanya pulangnya ke sini tidak ke rumah," tutur pria berusia 44 tahun ini.

Dirinya berharap pemerintah terus mendukung para tenaga medis yang menurutnya telah bekerja maksimal hingga dua kali lipat. Kepada masyarakat dia pun meminta untuk menghilangkan stigma dan menerima kehadiran tenaga medis di lingkungan tempat tinggalnya.

"Karena ada juga teman saya yang dijauhi di lingkungan rumahnya dan tidak diterima (di tempat) kos. Pemerintah harus memberikan edukasi ke masyarakat bahwa kita itu bukan membawa atau menularkan virus tapi kita bekerja untuk menyembukan orang yang terinfeksi COVID-19. Jadi kita sudah bekerja maksimal dan masyarakat juga harus tetap diam di rumah untuk kita jadi ada kerja sama," kata Ali.
Baca juga: Ridwan Kamil: Dari 15 ribu hasil RDT, 677 positif COVID-19 di Jabar
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020