Pemerintah sudah mencanangkan dana top-up sebesar Rp405 triliun untuk penanggulangan COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendukung penambahan anggaran untuk Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman yang tengah mengembangkan vaksin untuk menangani sebaran COVID-19 di Indonesia.

"Pemerintah sudah mencanangkan dana top-up sebesar Rp405 triliun untuk penanggulangan COVID-19. Dari dana ini bisa diusulkan sebagai tambahan biaya riset untuk LBM Eijkman tersebut," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menugaskan LBM Eijkman memimpin konsorsium pembuatan vaksin anti virus Corona (COVID-19).

Penugasan ini diemban karena LBM Eijkman diketahui memiliki fasilitas, kemampuan, pengalaman, dan minat untuk itu.

Tak berlebihan jika kemudian Direktur LBM Eijkman, Amin Soebandrio meminta tambahan untuk lembaga yang dipimpinnya.

"Intinya kami dukung penuh penambahan anggaran LBM Eijkman ini. Terutama untuk pengembangan penelitian vaksin COVID-19 ini," kata Mulyanto.

Lebih lanjut legislator itu berharap ada penyesuaian dan penyisiran dana-dana yang tidak mendesak, agar bisa dialihkan ke program penanganan COVID-19.

Dengan kata lain, pihaknya berharap pemerintah harus fokus kepada program penanggulangan COVID-19 ini.

LBM Eijkman adalah salah satu laboratorium yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan deteksi terhadap virus-virus atau mikroba berbahaya, termasuk menjadi garda depan di dalam pendeteksian virus SARS-COV-2 di Indonesia.

Direktur LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa sejak ditunjuk sebagai laboratorium yang membantu Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi SARS-COV-2, pihaknya sampai saat ini sudah memeriksa hampir 3.000 sampel dan yang positif kurang lebih 10 persen.

Ia mengatakan dalam melakukan pekerjaan tersebut, LBM Eijkman tentu membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk peningkatan kapasitas laboratorium yang dimiliki, mengingat peningkatan kapasitas deteksi menjadi kunci keberhasilan di dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.

Dengan bertambahnya kasus-kasus yang harus diperiksa, LBM Eijkman juga harus meningkatkan kapasitas laboratorium itu sendiri. Untuk itu dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas laboratorium itu, sehingga tidak terjadi keterlambatan pemeriksaan yang tidak perlu dan hasilnya lebih cepat dipergunakan oleh Kementerian Kesehatan maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Baca juga: Untuk penguatan laboratorium, LBM Eijkman dapat sumbangan Rp10 miliar
Baca juga: Kemristek kembangkan vaksin COVID-19 dalam waktu 12 bulan
Baca juga: Dunia akan gelontorkan 4 M dolar AS untuk hasilkan vaksin COVID-19


Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020