Jakarta (ANTARA) - Aplikasi yang dikembangkan oleh Kemenkominfo dan dapat diunduh melalui website http://www.pedulilindungi.id dengan tujuan yang baik untuk mengedukasi soal bahaya wabah COVID-19 justru dinilai rawan ancaman malware.

Koordinator FORMASI (Forum Keamanan Siber dan Informasi) Gildas Deograt di Jakarta, Sabtu, menyarankan agar Kemenkominfo berhati-hati dalam menyebarluaskan informasi ke publik melalui aplikasi yang belum tersedia di Play Store atau App Store.

“Hindari menyebarkan info ke publik tentang http://www.pedulilindungi.id saat aplikasi tersebut belum tersedia di Play Store karena bahaya phishing dan malware,” katanya.

Selain itu, publik juga tidak diedukasi untuk menjaga keamanan siber karena sangat berisiko menginstal aplikasi dari file .apk.

“Publik diajarkan untuk install app dari file .apk, ini merusak budaya keamanan siber dan informasi. Niat baik belum tentu berdampak positif,” katanya.

Menurut dia, sebaiknya pemerintah melalui Kemenkominfo lebih berhati-hati dalam menjaga keamanan siber.

“Jangan sampai wabah corona belum selesai lalu muncul wabah virus di komputer,” katanya.

Gildas juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menginstall aplikasi dalam perangkat atau gawainya untuk menghindari praktik phising atau potensi terkena malware.

“Lebih baik install aplikasi yang sudah ada di Play Store atau App Store,” katanya.

Baca juga: Pemerintah akan pasang aplikasi lacak penyebaran corona

Baca juga: Bukan TraceTogether, aplikasi PeduliLindungi lacak sebaran corona

Baca juga: Operator seluler dukung aplikasi PeduliLindungi buatan Kominfo

Baca juga: Apple gandeng Gedung Putih buat aplikasi dan situs web "COVID-19"

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020