Meski belum ditemukan kasus warga di Banda Aceh maupun Provinsi Aceh secara umum yang terjangkit COVID-19, tapi bukan berarti tidak perlu meningkatkan kewaspadaan
Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh  Aminullah Usman mengimbau warganya tetap mewaspadai wabah virus COVID-19 yang telah positif diderita sebanyak 96 warga di Tanah Air, delapan orang di antaranya sembuh dan lima meninggal dunia.

"Sejauh ini, belum ada kasus yang ditemukan di Banda Aceh. Tapi kita tetap perlu meningkatkan kewaspadaan," kata Aminullah di Banda Aceh, Ahad.

Ia menyebutkan bahwa  meski belum ditemukan kasus warga di Banda Aceh maupun Provinsi Aceh secara umum yang terjangkit COVID-19, tapi bukan berarti tidak perlu meningkatkan kewaspadaan.

Apalagi, katanya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo telah memberikan keterangan terkini kasus positif COVID-19 berjumlah 96 pasien di Kantor Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Sabtu (14/3).

Wali kota lantas menyosialisasikan langkah-langkah pencegahan dengan meminta warga kota mempraktikkan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan dengan benar, dan menggunakan sabun setiap selesai aktivitas.

Kemudian menjaga kebersihan lingkungan, memperbanyak minum air putih, mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran hingga menghindari berpergian ke tempat yang beresiko tinggi, karena telah ditemukan adanya kasus terjangkit virus COVID-19.

"Setelah upaya-upaya pencegahan tersebut dilakukan, yang paling penting adalah berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari COVID-19 ini," katanya.

"Apalagi kita sebagai umat Islam yang selalu menjaga wudhu agar senantiasa selalu bersih," kata Aminullah.

Sementara itu dr Audi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh pada kegiatan zikir dan pengajian rutin di pendopo wali kota Banda Aceh pekan ini menjelaskan tentang virus COVID-19, dampak yang ditimbulkan hingga cara-cara pencegahan kepada jamaah.

Menurutnya COVID-19 ini menular ke manusia, namun tidak seganas virus MERS yang terjadi beberapa tahun lalu dan menggemparkan dunia.

"MERS bahkan dulu bisa menyebabkan kematian hingga 43 persen, tapi corona hanya 3-5 persen. Artinya dari kasus yang ada, misalnya dari 100 orang dinyatakan 'suspect' (diduga) positif corona, 3 sampai 5 orang saja yang meninggal dunia," katanya.

"Itu pun yang meninggal karena ada faktor-faktor lain, seperti berusia lanjut, gangguan paru-paru, DM (diabetes melitus), dan sebagainya. Jadi kita tidak perlu panik. Waspada harus, panik jangan," demikian dr Audi.

Baca juga: RSUDZA: Dua orang suspect virus corona di Aceh

Baca juga: Pemkot Banda Aceh sosialisasikan pola hidup sehat, cegah wabah corona

Baca juga: WNI positif Covid-19, DPRA minta eksekutif siapkan langkah konkret

Baca juga: Cegah penyebaran COVID-19, bus di Aceh disemprot antiseptik

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020