Inilah kenapa SDM kita rendah kualitasnya. Pak Presiden betul sekali kenapa stunting stunting stunting, karena menentukan 2045
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah sangat menekankan pada penurunan angka stunting di Indonesia untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja Indonesia agar berdaya saing.

Muhadjir dalam pidato pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Rabu, mengatakan Kementerian Kesehatan bersama jajarannya di seluruh daerah bertugas untuk memastikan penurunan angka stunting dalam misi utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

Baca juga: E-Warong efektif kurangi angka kemiskinan dan stunting, sebut Mensos

Muhadjir mengutip data dari Bank Dunia bahwa sebanyak 54 persen dari 136 juta angkatan kerja Indonesia saat ini adalah mantan anak yang mengalami stunting.

Oleh karena itu Muhadjir menegaskan pemerintah sangat serius menekan angka stunting bahkan hingga tidak ada lagi anak yang mengalami kekerdilan untuk mencapai sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berkualitas pada 2045.

"Inilah kenapa SDM kita rendah kualitasnya. Pak Presiden betul sekali kenapa stunting stunting stunting, karena menentukan 2045," kata Muhadjir.

Baca juga: Penangangan "stunting" berhasil, Presiden akan kunjungi Belitung Timur

Menko PMK menerangkan bahwa bidang kesehatan adalah hal paling utama yang harus diperhatikan untuk membentuk SDM Indonesia yang unggul. Nantinya bidang pendidikan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kesejahteraan sosial dan agama melalui Kementerian Sosial dan Kementerian Agama akan mengikuti setelah manusia Indonesia sehat.

Menko PMK menekankan tugas bidang kesehatan adalah menyiapkan manusia Indonesia yang sehat melalui program 1000 hari pertama kehidupan. Bahkan lebih dari itu, Kementerian Kesehatan juga harus mempersiapkan remaja putri dan ibu hamil yang sehat untuk bisa melahirkan anak yang sehat serta berkualitas.

Muhadjir menjelaskan pemerintah juga menyiapkan program pranikah untuk pasangan yang belum menikah dalam rangka mempersiapkan keluarga baru agar tidak jatuh menjadi keluarga miskin.

Dalam program pranikah tersebut nantinya akan terintegrasi dengan program kartu prakerja bagi calon pengantin yang belum bekerja dan bahkan juga menyediakan kredit usaha untuk calon pengantin yang mau membuka usaha setelah menikah.

Baca juga: Wapres Ma'ruf harap BKKBN turut ciptakan SDM unggul
Baca juga: Cegah bayi lahir kekerdilan, BKKBN fokus atasi 4T
Baca juga: Wapres sebut perlu penyesuaian ulang program untuk tekan "stunting"


Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020