Sidoarjo (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat supaya tidak mengkhawatirkan kondisi kesehatan WNI asal Jatim yang datang dari Wuhan usai menjalani masa observasi di Natuna.

"Mereka yang datang (dari Wuhan) itu sudah melewati semua tahapan karantina sehingga tidak perlu lagi ada yang ada dikhawatirkan. Mereka semuanya oleh Kementerian Kesehatan sudah dinyatakan sehat," katanya saat menyambut WNI Jatim di VIP Terminal 1 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sabtu malam.

Ia mengemukakan, yang dikhawatirkan adalah munculnya stigma negatif dari masyarakat atas keberadaan mereka yang selama ini menempuh pendidikan di Kota Wuhan, termasuk saat mereka di kampus karena mereka sebagian besar adalah mahasiswa.

"Kalau memang dibutuhkan pendampingan terkait trauma kejadian ini, ada psikolog yang siap mendampingi mereka," katanya.

Baca juga: Pemerintah Jawa Timur akan kawal pemulangan 65 warganya dari Natuna

Ia menjelaskan, di tiga rumah sakit di Jatim, yakni Rumah Sakit dr Soetomo di Surabaya, Rumah Sakit Syaiful Anwar di Malang dan Rumah Sakit dr Soedono Madiun memiliki ruangan isolasi.

"Kalaupun diperlukan kami siap membantu mereka, termasuk pendampingan psikologis mereka," katanya.

Baca juga: Daftar lengkap WNI yang diobservasi dan paling banyak dari Jatim

Pada kesempatan yang sama, salah satu mahasiwa Central China Normal University (CCNU) yakni Brandy Juan Verrero mengaku tidak banyak yang dilakukan pada saat berada di Wuhan pascamerebaknya kasus virus corona.

"Paling kami hanya melakukan olahraga ringan dan juga menstok makanan selama di asrama sebelum kembali ke Indonesia," katanya.

Baca juga: WNI peserta observasi corona tiba di Halim melalui tiga kloter

Sebelumnya, sebanyak 65 warga Jawa Timur yang telah menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Mereka diperbolehkan kembali ke daerah masing-masing karena sudah dinyatakan sehat oleh Kementerian Kesehatan.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020