Cianjur (ANTARA) - Ipah (67) wanita lanjut usia warga Kampung Pisitan, Desa Campakamulya, Cianjur, Jawa Barat, akhirnya ditemukan selamat setelah menghilang selama enam hari di dalam hutan Gunung Pisitan.

Sebelumnya nenek Ipah dilaporkan hilang karena tidak kunjung kembali ke rumah setelah memperbaiki pipa air yang menggalir ke rumahnya di lokasi Gunung Pisitan, hingga keesokan harinya pihak keluarga melaporkan hal tersebut ke desa dan polsek setempat.

Baca juga: Dua warga hilang di Perairan Asmat terus dicari SAR gabungan

"Karena ada beberapa orang warga yang melihat kalau ibu kami pergi memperbaiki pipa air ke arah Gunung Pisitan. Namun hingga sore tidak juga pulang sehingga kami dibantu warga mencoba mencari," kata Rusmana anak tertua Ipah saat dihubungi Minggu.

Baca juga: Seorang warga hilang dalam banjir Grobogan

Keesokan harinya tim gabungan dari kepolisian dibantu warga melakukan pencarian di sekitar sumber mata air di Gunung Pisitan, namun hingga malam menjelang tidka kunjung menemukan keberadaan nenek tersebut.

Baca juga: Seorang warga perbatasan hilang di hutan belantara Kalimantan

Hingga hari keenam tepanya Minggu (12/1) upaya pencarian tidak membuahkan hasil, hingga tim mendapat informasi terkait keberadaan Ipah yang berhasil ditemukan pemburu di wilayah Kecamatan Pagelaran yang berjarak puluhan kilometer dari lokasi hilang.

"Kami bersama pihak keluarga langsung menuju lokasi ditemukannya nenek Ipah yang berjarak puluhan kilometer dari kampung kami. Untuk sampai ke Pagelaran jalur yang ditempuh sangat terjal keluar masuk hutan," kata Pjs Kepala Desa Campaka Mulya, Asep Suherman.

Ia menjelaskan, saat ini nenek Ipah sudah berkumpul kembali dengan keluarganya, meskipun kondisinya kurang sehat karena pemburu menemukannya di tengah hutan dalam kondisi letih.

"Kami belum bisa bertanya bagaimana nenek Ipah bisa sampai ke Pagelaran karena bagi kita yang masih muda dan kuat medan yang dilalui sangat sulit terjal melewati hutan belantara. Kami akan pantau terus kesehatan nenek tersebut," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020