Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia Denpasar dipercaya menjadi penyelenggara pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 di Pulau Dewata.

"Kalau dalam SBMPTN sebelumnya (2019), kami masih menjadi mitra dengan Universitas Udayana. Tetapi untuk 2020, ISI Denpasar akan menjadi penyelenggara pusat UTBK karena sarana-prasarananya berupa perangkat komputer minimal 200 unit dengan jaringan internetnya kami sudah siap," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa MKes, di Denpasar, Rabu.

ISI Denpasar, lanjut dia, pada 2020 akan menerima mahasiswa baru dengan jumlah total sekitar 650 mahasiswa. Untuk jalur SNMPTN dicari 30 persen, jalur SBMPTN 40 persen, dan jalur Mandiri 30 persen.

"Kami juga sudah menyosialisasikan seputar penerimaan mahasiswa baru ini ke 24 sekolah di Bali yang selama ini rutin mengirimkan calon mahasiswanya ke ISI Denpasar dan juga terkait dengan prodi yang dimiliki ISI Denpasar. Ya, itu bentuk upaya kami memelihara hubungan yang sudah berjalan baik dengan sekolah-sekolah tersebut, karena sejauh ini kami belum mencari pasar baru," ujar Prof Artayasa didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE, MM.

Mahasiswa ISI Denpasar juga datang dari sejumlah provinsi tetangga Bali yakni dari Jawa Timur dan NTB. Bahkan, menurut dia, semakin banyak yang dari sejumlah daerah yang menjadi kantong-kantong transmigran Bali seperti dari Provinsi Lampung dan Sulawesi.

"Yang tidak kalah membanggakan, ISI Denpasar juga semakin dilirik oleh siswa-siswa berprestasi, yang dibuktikan dari kian banyaknya calon mahasiswa yang masuk lewat SNMPTN, yang merupakan jalur dari siswa 'undangan' berdasarkan prestasi atau akreditasi sekolah serta prestasi siswa di kelas," katanya.

Untuk sejumlah program studi langka seperti Pedalangan, tambah dia, ISI Denpasar pun memberikan keistimewaan berupa bebas SPP selama satu tahun. "Prodi Pedalangan ini misalnya yang diutamakan adalah fungsi pelestariannya, jadi bukan semata-mata mencari mahasiswa yang banyak," ucapnya.

Sementara prodi yang mahasiswanya relatif "gemuk" yakni Prodi Karawitan, Prodi Seni Pertunjukan, Desain Komunikasi Visual dan Desain Fashion.

Namun, Prof Artayasa mengingatkan, sebelum masuk nanti dalam tahapan UTBK untuk SBMPTN 2020, proses yang harus diperhatikan SMA/SMK dan calon mahasiswa baru saat ini adalah registrasi akun di laman Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

"Sebagaimana kebijakan yang ditetapkan LTMPT tentang 'single sign on', maka sekolah yang siswanya akan mendaftar SNMPTN 2020 dan calon peserta SNMPTN, UTBK, dan SBMPTN 2020 wajib memiliki akun LTMPT dengan melakukan registrasi akun melalui laman https://portal.ltmpt.ac.id," ujarnya.

Waktu registrasi akun LTMPT bagi sekolah untuk mendaftar dan mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) serta bagi siswa calon pendaftar SNMPTN 2020 telah dibuka mulai 2 Desember 2019.

Pihaknya mengharapkan sekolah dan siswa khususnya yang akan mengikuti SNMPTN 2020 untuk memanfaatkan waktu registrasi akun LTMPT secara baik dengan memperhatikan kerangka waktunya sehingga diharapkan tidak cenderung mendaftar di awal atau akhir waktu agar tidak mengalami hambatan.

Registrasi akun LTMPT tersebut ada dua bagian yaitu, akun untuk sekolah dan siswa. Untuk sekolah-sekolah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan login registrasi akun LTMPT dengan memasukkan kombinasi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan Kode Registrasi Sekolah pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Sementara sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama melakukan login registrasi di akun LTMPT dengan memasukkan kombinasi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan Kode Education Management Information System (EMIS).

Untuk siswa harus melakukan login akun LTMPT dengan memasukkan kombinasi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan tanggal lahir.

"Dari LTMPT sebenarnya sudah menyosialisasikan juga ke sekolah-sekolah, tetapi melalui kesempatan ini kami membantu mengingatkan kembali kepada pihak sekolah dan siswa," ucap Prof Artayasa.

Baca juga: ISI Denpasar mantapkan keahlian seni mengukir tulang

Baca juga: Rektor ISI Denpasar usulkan guru besar jalur kekaryaan


 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019