Padang (ANTARA) - Sebanyak 1.300 paper (karya tulis ilmiha) dibahas pada Konferensi Nasional Klaster dan Hilirisasi Riset Berkelanjutan V 2019 di Universitas Andalas (Unand) Padang pada 18-24 November 2019.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand Uyung Gatot Syafrawi di Padang, Senin, menyampaikan pelaksanaan konferensi menjawab paradigma baru bahwa hasil riset yang dihasilkan perguruan tinggi harus bisa bermanfaat langsung bagi publik (hilirisasi).

Ia menyampaikan reputasi hasil penelitian Unand secara nasional sudah cukup baik dan masuk peringkat empat pada tahun ini.

Selama ini sudah banyak penelitian dan inovasi, namun untuk hilirisasi belum optimal, katanya.

Ia menilai jika hasil penelitian sudah dihilirisasi tidak hanya sekadar menjadi laporan dan publikasi semata, namun juga bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan industri.

Baca juga: Kemkes RI dan Unand Padang luncurkan program kampus sehat

Baca juga: Guru Besar Unand: Pembangunan perumahan perlu intervensi pemerintah



Menurut Uyung, ada beberapa hasil penelitian Unand yang sudah sampai pada tahap paten dan tinggal pemangku kepentingan terkait memanfaatkannya.

"Jika dulu orientasi kita adalah melakukan penelitian dan inovasi sekarang fokus kepada sejauh mana produk itu bisa dibawa ke masyarakat, dunia usaha dan industri," ujarnya.

Ia mengatakan hilirisasi riset tidak hanya membawa manfaat bagi publik, namun juga ada pemasukan bagi perguruan tinggi.

"Tahapan untuk hilirisasi riset diawali dengan penelitian dasar, penelitian terapan hingga penelitian pengembangan. Untuk penelitian pengembangan syaratnya paten dan metodenya bisa diadopsi oleh dunia usaha dan industri," katanya.

Ia mengakui untuk penelitian dasar dan terapan sudah baik di Unand dan penelitian pengembangan memang masih sedikit.

Baca juga: Padang perlu tingkatkan mitigasi agar siap hadapi gempa, kata pakar

Baca juga: Unand gelar Open Turnament Bridge tingkat nasional


Salah satu hambatannya adalah paten dan ternyata dunia usaha memilih paten yang cocok, kata dia.

Ia menyebutkan selama empat tahun terakhir ada 200 paten yang dihasilkan, namun belum dibutuhkan oleh dunia usaha.

Adapun klaster riset yang dibahas meliputi ketahanan pangan, obat berbahan alam, gizi dan kesehatan, inovasi sains, mitigasi bencana, inovasi teknologi dan industri, pengembangan karakter bangsa, ekonomi dan sumber daya manusia, hukum politik dan masyarakat sipil.

Selain itu juga digelar hilirisasi iptek berupa pemanfaatan dan komersialisasi produk, membantu nagari membangun, pengabdian kepada masyarakat, ekspo poster ilmiah, ekspo dan bazar produk inovasi dan binaan.*

Baca juga: Unand segera ajukan pengusulan menjadi PTN-BH

Baca juga: Prodi Psikologi Unand gelar seminar internasional

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019