Samarinda (ANTARA) - Pupuk Kaltim ( PKT) menyerahkan bantuan mobil operasional kepada Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (The Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF) guna mendukung penyelamatan populasi orangutan yang kian terancam.

Bantuan berupa mobil jenis 4x4 double cabin senilai Rp425,89 Juta diserahkan Direktur SDM dan Umum Pupuk Kaltim Meizar Effendi didampingi Manajemen Perusahaan, kepada CEO BOSF Jamartin Sihite di kawasan konservasi Pulau Orangutan BOSF Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Meizar Effendi kepada wartawan di Samarinda, Rabu, mengatakan bantuan itu merupakan wujud kepedulian sekaligus dukungan Pupuk Kaltim   kepada BOSF untuk terus menjaga kelestarian serta populasi Orangutan Borneo.

Bantuan mobil operasional diharapkan dapat dimanfaatkan maksimal dalam mendukung kegiatan serta aktivitas BOSF, utamanya untuk penyelamatan dan pelepasliaran Orangutan ke habitatnya.

Baca juga: 26 orangutan akan dilepasliarkan

"Pupuk Kaltim memberi perhatian serius terhadap pelestarian Orangutan Borneo. Selain bantuan kali ini, Pupuk Kaltim sebelumnya juga telah melepasliarkan Orangutan yang ditemukan di area perusahaan ke hutan Taman Nasional Kutai, bekerja sama dengan Balai TNK dan BKSDA Samarinda," kata Meizar.

Menurut dia, keberadaan Orangutan saat ini terus mendapat tekanan dan ancaman, bahkan tak jarang menimbulkan konflik dengan manusia.

Karena itu  perlu upaya penyelamatan dari berbagai pihak agar populasi serta habitat Orangutan tetap terjaga dan Pupuk Kaltim berkomitmen untuk menjadi bagian didalamnya.

Hal itu juga sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap pelestarian satwa langka yang dilindungi, karena upaya konservasi sepatutnya dilaksanakan secara massif, agar keseimbangan ekosistem dengan beragam kekayaan alam di dalamnya terus terpelihara dengan baik.

Baca juga: Inge, orangutan ke-100 yang dilepasliarkan

Meizar berharap Yayasan BOSF terus konsisten menjaga populasi dan habitat Orangutan Borneo melalui upaya penyelamatan, perawatan hingga rehabilitasi, sekaligus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan berbagai tindakan yang bisa melukai hingga membunuh satwa asli Indonesia tersebut.

"Semoga bantuan ini membawa manfaat maksimal untuk keberlanjutan populasi Orangutan agar terus berkembang dan menjaga habitatnya dari berbagai ancaman yang bisa saja terjadi," tambah Meizar.

Pada kesempatan itu, PT Rekayasa Industri (Rekind) yang juga bagian anak usaha Pupuk Indonesia Grup, turut menyerahkan bantuan program rehabilitasi Orangutan senilai Rp175 juta, sebagai kepedulian terhadap eksistensi satwa asli Indonesia tersebut.

CEO BOSF Jamartin Sihite, mengucapkan terima kasih atas kontribusi Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kaltim dan Rekayasa Industri, sebab bantuan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas para relawan menjaga populasi Orangutan Borneo.

"Hari ini Pupuk Kaltim bersama Rekayasa Industri menunjukkan kontribusi dan komitmennya, dengan menaruh perhatian besar bagi keberlangsungan populasi Orangutan," kata Jamartin Sihite.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong Tarsisius Krisdiyanto mengapresiasi kepedulian Pupuk Kaltim dan Rekayasa Industri terhadap pelestarian Orangutan melalui bantuan yang diberikan.

Apalagi dengan banyaknya konfilk yang terjadi, perlu keterlibatan seluruh pihak untuk bergandeng tangan mengatasi persoalan yang mengancam populasi Orangutan karena dianggap sebagai hama yang mengganggu.

"Kami berharap bantuan dan kepedulian seperti ini bisa lebih ditingkatkan dan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain di Kalimantan Timur untuk lebih peduli terhadap satwa dilindungi," imbau Tarsisius.

Pada kesempatan itu, Manajemen Pupuk Kaltim bersama Rekayasa Industri danPupuk Indonesia turut melakukan pelepasliaran secara simbolis tiga orangutan ke habitatnya, menggunakan armada operasional bantuan perusahaan.

Dilanjutkan penanaman beragam bibit pohon sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian alam dan satwa di kawasan konservasi BOSF.

Baca juga: Lahan penyelamat orang utan dirambah sejumlah orang

 

 

 

 

Pewarta: Arumanto
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019