Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan kepemimpinan atau pemimpin tidak bisa datang atau terbentuk secara tiba-tiba.

Menurut dia, pemimpin harus melalui proses kaderisasi. Proses yang ada dimulai sejak anak-anak, sekolah, organisasi, dan kursus-kursus seperti Tahfizh Leadership.

"Untuk itu maksimalkan dalam organisasi kalian," kata HNW saat menerima 12 santri Kubik Tahfizh Leadership, di Ruang Rapat Pimpinan lantai 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu.

Baca juga: HNW khawatirkan moral bangsa Indonesia kian memburuk

HNW dalam kesempatan tersebut merasa bangga sebab himpunan anak muda dari berbagai latar dan daerah itu mencinta Al Quran dan menjadikan kitab suci umat Islam sebagai pedoman dalam kehidupan dan kepemimpinan.

Salah satu santri Achmad Jamalulael mengatakan Tahfizh Leadership tidak sekadar wadah untuk menghapal Al Quran namun juga sarana bagi mereka untuk melatih kepemimpinan. Mereka dididik selama 8 bulan.

"Selepas di kader di sini, kita harapkan anggota bisa membuka cabang di daerah masing-masing," tuturnya.

Baca juga: HNW ajak generasi muda jadikan pendiri bangsa sebagai tokoh inspirasi

HNW juga menyebutkan globalisasi merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

"Dalam globalisasi, dunia seolah menjadi tanpa batas. Kita harus menguasai bahasa-bahasa internasional," katanya.

Baca juga: HNW: Ideologi Pancasila jaga Indonesia dari perpecahan

Ia mengatakan, manusia tidak bisa hidup sendiri. Untuk itu diharapkan mereka menjalin silaturahim, pertautan, dengan berbagai pihak termasuk dalam dunia internasional. Bergaul dengan beragam orang yang latarnya berbeda akan menjadi bagus bila dibiasakan.

"Dengan pergaulan dalam keberagaman akan mengetahui karakter masing-masing orang sehingga dari sinilah kita yang akan menjadi pemimpin bisa memahami orang yang dipimpin," katanya.

Baca juga: HNW: Umat Islam harus paham sejarah agar semakin mencintai Indonesia

Menurut dia, dalam Al Quran juga diajarkan mengenai kepemimpinan. HNW mengandaikan bila pemimpin diibaratkan sebagai imam, imam harus tahu kondisi makmumnya sehingga ia tidak semena-mena.

"Imam yang baik pun juga harus siap menjadi makmum," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu juga mencontohkan para ulama pendiri bangsa.

Dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman, para ulama berjuang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.

"Para ulama ikut memerdekakan Indonesia, mereka berasal dari beragam ormas Islam," ujarnya.

Ia mengatakan, pemimpin harus berani tampil ke depan. "Biasalah memimpin sehingga bisa menjadi teladan," katanya.

"Pemimpin harus bisa mempersiapkan pertanggungjawaban sehingga dalam melakukan kinerja selalu terbaik," kata dia.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019