Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Belasan ribu anggota Muslimat NU Trenggalek, Jawa Timur, Minggu merayakan hari lahir (Harlah) ke-74 organisasi perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama itu dengan menggelar sajian khas Trenggalek yaitu 15 ribu nasi gegok dan dicatat dalam Museum Dunia Rekor Indonesia (MURI).

"Kami dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), pada tanggal 20 Oktober 2019 ini menyaksikan pemecahan rekor yang sangat luar biasa, yaitu sajian nasi Gegok terbanyak," kata Ariani Siregar, Senior Manager MURI usai penilaian rekor sajian nasi gegok, di Trenggalek.

Baca juga: Tanah Datar siap pecahkan rekor MURI pemegang talempong terbanyak

Berdasar penghitungan dan pencatatan tim MURI, total jumlah sajian nasi gegok yang dibuat anggota Muslimat NU Trenggalek mencapai 15.173 sajian.

Jumlah itu melebihi usulan awalnya, yaitu 15 ribu nasi gegok.

"Tadi pagi saya sudah melakukan verifikasi, terdapat sebanyak 15.173 sajian. Usulan awalnya 15 ribu, karena ada kelebihan kami hitung sekalian," ujarnya.
Bupati Trenggalek dan Penyajian 15 ribuan lebih nasi gegok di Trenggalek, Minggu (11/7) (Destyan Handri Sujarwoko)

Rekor itu sendiri kemudian diabadikan di MURI sebagai rekor dunia, pada urutan rekor yang ke 9.241.

Untuk pemrakarsa atau penyelenggara pemecahan rekor ini sendiri adalah Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yang bekerjasama dengan PC Muslimat NU.

Diakui oleh Ariani Siregar memang sebelumnya belum pernah ada pemecahan dengan kategori serupa, karena memang nasi gegok ini makanan khas Trenggalek.

Senior Manager MURI ini berharap dengan rekor ini nasi gegok Trenggalek bisa semakin dikenal dan dapat diakui sebagai makanan khas dari Trenggalek.

Pada waktu hampir bersamaan, Wakil Sekretaris Muslimat NU Cabang Trenggalek Siti Masruroh mengaku bersyukur pemecahan rekor MURI ini bisa sukses digelar.

Baca juga: Pembagian kartu indentas untuk 10.000 anak Bantul pecahkan rekor MURI

Menurutnya, gegok sendiri makanan khas Trenggalek yang dalam pemecahan rekor ini disediakan oleh 14 pengurus kecamatan, masing-masing minimal 1.000.

Lalu ditambah lagi 1.000 lagi dari YPM Trenggalek.

"Alhamdulillah kami Muslimat NU sangat kompak menggelorakan puncak Harlah ke-74  Muslimat NU. Pemilihan Gegok ini lebih dikarenakan selain ini merupakan makanan khas yang rasanya gurih pedas , Muslimat NU ingin mengenalkan Gegok ini semakin luas hingga ke mancanegara karena murah meriah dan mengenyangkan," katanya.

Komposisi nasi gegok ini sendiri terdiri dari nasi setengah matang yang ditambahkan dengan ikan laut terus diberi sambal kemudian dibungkus kembali dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.

Baca juga: Pagelaran Rebana di Kalteng pecahkan rekor MURI

Karena cukup matang sehingga Gegok ini awet, sehari tidak busuk meskipun tidak ditanak lagi, kata Siti Masruroh.

Kurang lebih membutuhkan beras sebanyak satu ton untuk membuat gegok sebanyak itu, pasalnya satu kilogram beras menghasilkan 15 bungkus nasi gegok.

Bupati Trenggalek menyambut baik upaya pemecahan Rekor MURi ini. Karena menurutnya ini sebuah usaha untuk mengenalkan potensi daerah kepada kalayak ramai.

Dalam puncak Harlah Muslimat di Trenggalek ini juga dilakukan peluncuran program prioritas Provinsi Jatim, 'One Pesantren, One Produk' untuk pemberdayaan pesantren.

Sayangnya puncak Harlah Muslimat NU di Trenggalek ini tidak dapat dihadiri Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa yang juga Gubernur Jatim, karena harus menghadiri kegiatan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2014 di Jakarta.

Melalui video singkatnya, Khofifah Indar Parawansa mengucapkan selamat atas peraihan rekor ini dan dirinya berpesan untuk kerukunan masyarakat Jawa Timur untuk Jatim lebih maju. (*)

Baca juga: 1.220 telur berdiri di Pontianak tembus rekor MURI
Baca juga: Muslimat NU Tulungagung pecah rekor MURI pincuk lodho suir terbanyak
Baca juga: Tarian Goyang Karawang massal masuk catatan rekor MURI

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019