Mandau yang saya buat menyesuaikan keinginan dari konsumen
Palangka Raya (ANTARA) - Seorang perajin mandau, Sobat, asal Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mampu membuat senjata tradisional suku Dayak itu dengan ukuran raksasa atau berlipat kali dibanding ukuran normal mandau.

Dengan keahlian yang didapat secara turun temurun dari orang tuanya tersebut, Sobat juga mampu membuat mandau berukuran raksasa sesuai keinginan dari konsumen.

"Mandau yang saya buat menyesuaikan keinginan dari konsumen. Jadi tak hanya membuat mandau berukuran normal, saya juga menerima pesanan mandau berukuran jumbo," katanya di Palangka Raya, Jumat.

Ia menjelaskan, mandau paling besar yang pernah ia buat memiliki panjang lebih dari dua meter. Biasanya mereka yang memesan mandau berukuran besar itu, merupakan seorang kolektor.

Semakin besar ukurannya, tentu tingkat kesulitan dalam pembuatannya pun juga meningkat. Utamanya pembuatan ukiran-ukiran yang berada pada kumpang atau sarung bilah mandau yang memerlukan kehati-hatian serta ketelitian.

Khusus untuk kumpang dan bagian lainnya biasa ia kerjakan seorang diri, sedangkan bilah mandau (isinya) dilakukan oleh rekannya. Bahan baku kumpang yang digunakan pun merupakan pilihan, mulai dari kayu jeruk, sumpung dan lainnya yang memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik.

Untuk membuat mandau jumbo memerlukan waktu cukup lama, yakni bisa mencapai hingga tiga bulan. Jauh berbeda dengan waktu yang diperlukan untuk pembuatan mandau berukuran normal, yaitu paling cepat selama 15 hari.

"Karena banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembuatannya, dalam satu tahun biasanya paling banyak saya hanya bisa mengerjakan sekitar 10 mandau saja," ungkapnya.

Lebih lanjut Sobat menuturkan, mandau yang ia buat memiliki kualitas tinggi mulai dari ukiran-ukiran yang ada pada kumpang dan bagian lainnya sehingga tak pernah membuat kecewa dari para konsumen atau pelanggannya.

Harga yang ditawarkan untuk setiap mandau berbeda, semua tergantung pada tingkat kesulitan pembuatannya, baik ukuran hingga nilai seni yang ada pada setiap karyanya, yakni antara Rp3 juta sampai Rp100 juta.

"Bagi saya selain sebagai profesi, membuat mandau merupakan kebanggaan bagi diri sendiri dan keluarga. Selain sebagai bentuk kecintaan terhadap suku Dayak, sekaligus upaya melestarikan mandau," jelas pria paruh baya tersebut.

Konsumen yang biasa memesan mandau buatannya, tak hanya berasal dari Palangka Raya dan kota lainnya yang ada di Kalteng. Namun juga daerah luar, seperti Bali, Jakarta serta Surabaya.

Pewarta: Kasriadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019