Kami sebagai ulama merasa prihatin adanya insiden penusukan terhadap pejabat negara itu
Lebak (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak mengutuk keras penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto yang dilakukan pasangan suami isteri di Menes Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (17/10).

"Kami sebagai ulama merasa prihatin adanya insiden penusukan terhadap pejabat negara itu," kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak KH Akhmad Khudori saat dihubungi di Lebak, Jumat.

Kasus penusukan tersebut menunjukan lemahnya pengamanan terhadap Menkopolhukam Wiranto. Semestinya, kata dia, pengamanan itu diperketat.

Baca juga: Kapolda Jatim perintahkan jajarannya tingkatkan keamanan

Karena itu, MUI Lebak berharap ke depan jangan sampai terulang kembali, seperti yang dialami Menkopolhukam tersebut.

"Kami yakin jika pengamanan itu diperketat dipastikan tidak akan terjadi insiden penusukan terhadap Wiranto itu," ucapnya, menjelaskan.

Menurut dia, paham radikalisme menjadikan ancaman bangsa dan negara, sehingga masyarakat harus melawan tindakan radikalisme itu.

Sebab, tindakan radikalisme melakukan berbagai cara untuk kekerasan hingga pembunuhan kepada orang-orang yang tidak disukai atau berseberangan dengan menghalangi keinginan mereka.

Baca juga: USU belum bisa pastikan penusuk Wiranto alumnus Fakultas Hukum

Pelaku penusukan terhadap Wiranto, yaitu pasangan suami isteri yang diketahui bernama Syahril Amansyah dan Fitri Andriana adalah bagian kelompok radikalisme berdasarkan penjelasan kepolisian.

"Kami minta semua pejabat negara itu jika melaksanakan kerja ke daerah mendapat pengamanan dan penjagaan ketat guna menghindari tindakan terorisme itu," ujarAkhmad Khudori, menegaskan.

Pelaku penusukan Wiranto bukan warga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, namun sang isteri bernama Fitri Andriana dan lahir di Brebes seperti tertera dalam identitas KTP.

Fitri beralamat di Desa Sitanggai, Brebes dan di Pandeglang tinggal di Kampung Sawah, Kecamatan Menes.

Baca juga: Wiranto ditusuk, pengamanan sudah sesuai prosedur atau kecolongan?

Sedangkan, eksekutor penusuk Wiranto bernama Syahril Amansyah alias Abu Rara dan lahir di Medan.

Ia tinggal di Jalan Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.

Berdasarkan informasi pelaku itu mengontrak di Kampung Sawah, Desa Menes, selama setahun terakhir dengan profesi penjual pulsa dan pakaian secara daring atau online.

Baca juga: ICMI: Penyerangan terhadap Menko Polhukam tidak dapat ditoleransi

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019