Di sana sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama terkait pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa Digital Park, yang diyakini dapat memperkuat perekonomian kedua negara.

“Beberapa kerja sama yang disepakati di bidang ekonomi, di antaranya adalah peningkatan investasi, perdagangan, ekonomi digital, dan pendidikan vokasi. Ini menjadi kelanjutan dari kesepakatan Leaders Retreat tahun lalu,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Hal itu merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Delegation Room, The Istana, Singapura, Selasa (8/10), di mana Menperin Airlangga Hartarto turut hadir mendampingi Presiden Jokowi.

Menperin menyampaikan Pemerintah Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi para pelaku industri Singapura yang telah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal (KIK), di mana kawasan industri terbesar di Jawa Tengah ini merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama Indonesia dan Singapura.

“Kawasan terintegrasi tersebut diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong pada tahun 2016 lalu,” kata Airlangga Hartarto.

Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.

“Di sana sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen,” tutur Airlangga Hartarto.

Pengembangan KIK terus diakselerasi agar menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor. Per September 2019, investasi yang sudah masuk ke KIK mencapai Rp11,4 triliun dengan sebanyak 59 penyewa, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan, hingga Korea.

“Termasuk juga adanya relokasi dua industri dari China. Hal ini dapat memperkuat struktur industri di dalam negeri. Total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang,” papar Airlangga Hartarto.

Pemerintah fokus mengakselerasi pengembangan KIK, yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dengan ditargetkan mampu menjaring investasi senilai Rp70 triliun dalam waktu lima tahun ke depan.

Selain itu, hingga 2024, KEK Kendal dapat melakukan ekspor senilai 500 juta dolar AS per tahun dan mensubtitusi impor hingga 250 juta dolar AS per tahun.

“Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal, sekaligus sebagai export hub. Apalagi, akan ada klaster industri tekstil di Jawa Tengah, di mana industri tekstil menjadi sektor andalan dalam implementasi industri 4.0,” ujar Airlangga Hartarto.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam.

Kawasan ini akan menjadi basis bagi pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi.

Proyek tersebut dikoordinasikan oleh PT Kinema Systrans Multimedia yang bekerja sama dengan Infinite Studios. Per Agustus 2019, jumlah  penyewa dan startup di NDP telah mencapai 50 perusahaan, termasuk startup dari Singapura, yaitu Glints (Start-up talent recruitment) dan LiquidPay (Fintech).

“Pembangunan Apple iOS Development Center (Apple Academy) yang ke-3 di Indonesia, akan berlokasi di Batam, dan ditargetkan selesai pada tahun 2020. Sebelumnya, mereka telah membangun di BSD Tangerang dan Surabaya. Selain itu, kami juga sedang mengusulkan pembentukan KEK Digital Nongsa,” kata Menperin Airlangga Hartarto.

Baca juga: Kemenperin ungkap langkah strategis percepat transformasi Industri 4.0

Baca juga: Indonesia-Singapura bidik peningkatan kerja sama di Kendal dan Nongsa


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019