Baghdad, Irak (ANTARA) - Pemerintah Irak mengeluarkan paket kedua pembaruan sosial yang diusulkan Selasa dalam upaya memenuhi tuntutan pemrotes anti-pemerintah yang berdemonstrasi di seluruh negeri itu selama delapan hari, 110 orang tewas dan 6.000 cedera.

Pemrotes yang menuntut pembubaran pemerintah dan kelas politik yang mereka pandang sebagai korup telah bentrok dengan pasukan keamanan Irak, terutama di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan di Irak Selatan.

Rencana 13-poin pada Selasa yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi berpusat pada subsidi dan perumahan buat orang miskin, serta gagasan pendidikan dan pelatihan buat pemuda pengangguran.

Setelah pertemuan kabinet, perdana menteri tersebut mengunggah paket pembaruannya di media sosial, walaupun kebanyakan orang Irak telah terputus dari internet dan media sosial selama beberapa hari.

Baca juga: PM Irak-Menlu AS di telepon bahas situasi aksi protes terbaru

Protes berlanjut pada Senin malam (7/10) di kabupaten Kota Sadr di Baghdad, dan seorang petugas keamanan tewas, walaupun sebagian besar wilayah Irak lebih tenang dibandingkan kondisinya selama satu pekan, sementara politisi mencari jalan untuk mengakhiri aksi perlawanan.

Pasukan keamanan Irak mulai menangkap pemrotes setelah malam turun pada Selasa (8/10) di beberapa bagian timur dan barat-laut Baghdad, kata beberapa sumber polisi kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Polisi Irak kembali tembaki massa, korban tewas lebih dari 100 orang

Polisi menyiarkan gambar pemrotes belum lama ini untuk mengidentifikasi dan menangkap mereka. Komisi tinggi setengah resmi Irak urusan hak asasi manusia mengatakan sebanyak 500 orang telah dibebaskan dari 800 orang yang ditahan pekan lalu.

Militer Irak pada Selasa mengatakan seorang anggota pasukan Kementerian Dalam Negeri tewas dan empat lagi cedera, ketika mereka diserang oleh beberapa penyerang yang tak dikenal di Kota Sadr, tempat 15 orang tewas dalam kerusuhan pada malam sebelumnya.

Baca juga: Iran minta rakyat Irak menahan diri

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019