Paris (ANTARA) - Pegawai teknologi informasi yang menusuk empat orang di Markas Besar Kepolisian Paris pekan lalu memiliki USB drive, yang berisi data lengkap koleganya, menurut laporan harian Prancis Le Parisien, Senin (7/10).

Pelaku pada Kamis (3/10) menewaskan tiga polisi dan seorang pegawai administratif sebelum ditembak mati oleh polisi lainnya. Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa pria kelahiran Martinik, yang juga seorang mualaf, itu memiliki hubungan dengan orang-orang yang tampaknya menjadi pengikut Salafi.

Baca juga: Mendagri sebut risiko teroris di Prancis masih "sangat tinggi"

Le Parisien melaporkan di situsnya bahwa perangkat memori USB yang ditemukan di rumah pelaku berisi informasi lengkap puluhan koleganya di markas besar kepolisian serta beberapa video propaganda ISIS.

Harian itu melansir bahwa belum diketahui apakah si pelaku menyebarkan informasi tersebut.

Baca juga: ISIS rilis video sumpah setia dari pelaku penikaman di Paris
 
Polisi Prancis mengamankan kawasan di depan Markas Besar Kepolisian Paris di Paris, Prancis, 3/10/2019. (ANTARA/REUTERS/Philippe Wojazer/tm)  


Otoritas khawatir bahwa nyawa para pejabat polisi dapat terancam jika informasi lengkap mengenai identitas atau alamat mereka jatuh ke tangan yang salah.

Sumber polisi  belum menanggapi laporan surat kabar tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan pada Minggu (6/10) bahwa ia telah memerintahkan para inspektur untuk meninjau ulang prosedur di departemen intelijen markas besar kepolisian serta unit intelijen antiteror guna mendeteksi kemungkinan paparan radikalisasi di kalangan pegawai negeri.

Sumber: Reuters

Baca juga: Polisi Prancis buru orang yang tinggalkan bom di Lyon

Baca juga: Justin Timberlake diserang orang iseng di Paris
 

Mahasiswa Prancis belajar Islam di pesantren Deli Serdang

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019