Disarankan menutup jendela, meminimalisir kegiatan luar rumah, menggunakan pemurni udara dan menggunakan masker jika harus berkegiatan di luar rumah
Jakarta (ANTARA) - Hari Minggu (6/10) udara tidak sehat masih melingkupi atmosfer di DKI Jakarta yang menyebabkan Jakarta bertengger di peringkat kedelpan dari total 89 kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara yang dirilis AirVisual.

Pantauan pukul 08.00 WIB, kualitas udara DKI Jakarta berada pada level jingga dengan parameter Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di angka 152 yang artinya berada dalam kategori tidak sehat.

Indikator AirVisual juga memperlihatkan kualitas udara DKI tidak sehat bagi semua orang karena memiliki parameter polutan PM2.5 dengan konsentrasi 57 ug/m3.

Sehingga disarankan untuk menutup jendela, meminimalisir kegiatan luar rumah, menggunakan pemurni udara dan menggunakan masker jika harus berkegiatan di luar rumah.

Dengan kondisi kualitas udara Jakarta hari Minggu ini, Jakarta bertengger di posisi sembilan dari jajaran kota terpolusi di dunia dengan angka indeks 152.

Kota terpolutan pada hari Minggu ini, adalah Dhaka, Bangladesh dengan kualitas udara (199) yang dicatat AirVisual terkategori tidak sehat, disusul Ulaanbaatar, Mongolia (168); Hanoi, Vietnam (165); Lahore, Pakistan (159); Kuwait, Kuwait (154); Delhi, India (154); Astana, Kazakhstan (153); Milano, Italia (153).

Pemerintah DKI Jakarta sendiri telah merespons permasalahan polusi udara Jakarta dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang pengendalian kualitas udara di Ibu Kota.

Instruksi tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kebijakan perluasan wilayah rekayasa lalu lintas dengan plat nomor ganjil-genap, guna menekan populasi kendaraan sebagai salah satu pemicu polusi.

Jakarta juga melakukan uji emisi secara rutin hingga membatasi usia pakai kendaraan yang akan melintas di wilayah setempat.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga mengintensifkan pengawasan terhadap pabrik yang berpotensi melanggar aturan lingkungan hingga mengintensifkan penghijauan di sejumlah titik kawasan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019