Indonesia akan menempati panggung utama pameran terbesar dunia untuk teknologi industri tersebut
Jakarta (ANTARA) - Terpilihnya Indonesia sebagai official partner country atau negara mitra pada Hannover Messe 2020, menjadi momentum yang tepat untuk menunjukan kemampuan industri manufaktur nasional di mata dunia dalam bertransformasi menuju Industri 4.0.

“Indonesia akan menempati panggung utama pameran terbesar dunia untuk teknologi industri tersebut. Kegiatannya akan berlangsung pada 20-24 April 2020 di Hannover Messe, Jerman,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Hannover Messe 2020 juga merupakan salah satu upaya Indonesia untuk memperkenalkan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, mendorong peningkatan investasi sektor industri manufaktur dan pengembangan infrastruktur digital di Indonesia.

Chairman Managing Board Deutsche Messe Dr Jochen Köckler menyampaikan sebagai partner country di Hannover Messe, Indonesia tidak hanya memperkuat hubungan ekonominya dengan Jerman, tetapi juga menunjukkan dirinya dalam ajang penting dunia tersebut.

Pada kesempatan yang sama Duta Besar Republik Federasi Jerman untuk Indonesia Peter Schoof menyebutkan ada empat alasan Indonesia tepat dipilih sebagai mitra resmi pada perhelatan Hannover Messe 2020.

Pertama, hubungan Indonesia dan Jerman selama beberapa dekade terakhir terus terjalin baik dan kuat, khususnya dalam bidang kerja sama ekonomi.

“Banyak perusahaan Jerman yang sudah lama ada di Indonesia. Kami terus mendukung negara ini untuk tumbuh dan berkembang, dan kami juga sudah banyak mendapatkan manfaat dari inspirasi yang ada di Indonesia,” katanya.

Alasan kedua adalah potensi Indonesia yang luar biasa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian McKinsey, yang memposisikan ekonomi Indonesia saat ini berada di peringkat ke-16 dunia. Bahkan, diproyeksi bisa menembus hingga peringkat ke-7 pada tahun 2050.

“Indonesia punya sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat besar, serta didukung dengan infrastruktur yang lengkap. Ini menjadi peluang bagi Indonesia,” ujarnya.

Alasan ketiga, yakni Pemerintah Indonesia sudah tepat memilih program prioritas pembangunan ke depannya adalah pengembangan kualitas SDM.

“Sebab, pembangunan SDM adalah salah satu syarat yang paling penting bagi Indonesia untuk terlibat dalam rantai pasok global yang tentunya akan dapat meningkatkan nilai tambah dan inovasi,” kata Schoof.

Kemudian, terakhir karena Indonesia adalah negara demokratis dan Jerman mendukung negara yang ingin menjalin kerja sama secara multilateral.

“Tahun ini kami melihat demokrasi yang dijalankan oleh Indonesia. Indonesia tidak hanya bersaing di tingkat ASEAN, tetapi juga kancah global,” tandasnya.

Volume perdagangan antara Jerman dan Indonesia berjumlah lebih dari 6 miliar dolar AS pada 2017.

Ekspor Jerman ke Indonesia sebagian besar terdiri dari mesin, produk kimia, teknologi pengukur dan kontrol, teknik elektro, elektronik, kendaraan dan bagian kendaraan. Sementara itu, Indonesia mengekspor produk tekstil, sepatu, elektronik, makanan dan bahan baku ke Jerman.

Saat ini lebih dari 250 perusahaan Jerman menjalankan bisnis di Indonesia, di antaranya Festo, Robert Bosch, SAP, TÜV NORD, Siemens, MAN, ThyssenKrupp, BASF, Bayer, Daimler dan BMW.

Baca juga: Menperin: Hannover Messe momen Indonesia pamerkan kemampuan manufaktur

Baca juga: Dubes Havas Indonesia mitra Hannover Messe 2020


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019