Dari dua program itu, Gunung Kidul menjadi percontohan
Gunung Kidul (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mendampingi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjalankan program Gerakan Menuju 100 Smart City,

Staf Kepresidenan RI, Robertus Theodore di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan ada program yang telah membuat Gunung Kidul masuk dalam 100 smart city,  yakni Gunung Kidul Cerdas dan Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting.

Pendampingan terhadap Kabupaten Gunung Kdul dalam menjalankan program Gerakan Menuju 100 Smart City untuk "Gunung Kidul Cerdas" berupa program pembelajaran kekinian, sebuah inovasi dengan bantuan teknologi, membuat kurikulum secara modern.

Kemudian, pendampingan program "Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting" dalam rangka mencegah stunting dan pernikahan dini. Dua program ini nantinya disusun menjadi sebuah rencana induk.

"Rencana induk smart city akan selesai disusun pada November nanti. Dari dua program itu, Gunung Kidul menjadi percontohan," kata Robertus Theodore.

Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Tradisional Dinas Kesehatan Gunung Kidul Endang mengatakan Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting yakni Ayo Tunda Usia Menikah Mengawali Gerakan Semangat Gotong-royong Cegah Stunting.

Baca juga: Wapres: "smart city" cerminan kepala daerah cerdas


Inovasi program ini muncul dari Puskesmas Gedangsari II. Berawal dari permasalahan yakni pada 2017 lalu di Kecamatan Gedangsari menjadi penyumbang stunting terbesar di Gunungkidul. Yakni mencapai angka 37,41 persen.

"Melalui program ini, stunting di Kecamatan Gedangaaei bisa ditekan. Terakhir pada 2018 lalu, bisa mencapai 21,3 persen," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Sumarto mengatakan wilayah Gunung Kidul luasnya merupakan 2/3 dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi geografinya berupa perbukitan, pegunungan, dan tandus.

Melalui program Gunung Kidul Cerdas ini, bisa memudahkan proses pembelajaran, khususnya karena memang telah tersedia teknologi dari Google, ujar dia.

Saat ini, ujar dia, pembelajaran tidak hanya dilakukan di kelas. Tapi bisa di mana saja, di rumah atau saat sedang di rumah makan. Guru dan murid masing-masing mempunyai akun.

"Kami membuat inovasi atau program Gunung Kidul Cerdas yang didukung oleh Google," katanya.

Baca juga: 25 kota dapat pendampingan menuju "Smart City"
 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019